Dapur Sehat Kelima di Purbalingga
Kepala SPPG Yayasan Cahaya Putra Cendekia, Intan Daud, menjelaskan bahwa pada hari pertama pelaksanaan, pihaknya melayani 1.521 penerima manfaat yang terdiri dari siswa TK/KB, PAUD, SD, serta kelompok B3 (ibu hamil, ibu menyusui, dan balita).
“Saat ini karena masih libur sekolah, siswa SMP dan SMA belum terlayani. Pelayanan untuk mereka akan dimulai pada 14 Juli 2025,” ungkap Intan.
Setelah seluruh jenjang pendidikan aktif kembali, total penerima manfaat yang dilayani akan mencapai 3.148 orang.
Menu makanan yang disajikan, menurutnya, tidak dibedakan namun disesuaikan berdasarkan usia dan kebutuhan gizi (AKG) masing-masing penerima manfaat oleh tim ahli gizi yang bertugas.
Adapun tim pelaksana di SPPG ini terdiri dari 1 kepala SPPG, 1 ahli gizi, 1 akuntan, dan 47 relawan yang seluruhnya merupakan warga lokal.
“Untuk bahan pangan, khususnya sayur-mayur mendapat pasokan dari Desa Serang, Kecamatan Karangreja,” katanya.
Ketua Yayasan Cahaya Putra Cendekia, Sarjono mengajak masyarakat di wilayah Pengadegan untuk mulai berinovasi dalam pertanian guna mendukung kebutuhan dapur sehat.
“Saya mengajak warga untuk bertani secara produktif. Karena hasil panen mereka berpotensi dibeli oleh dapur sehat,” kata anggota DPRD Purbalingga dari Fraksi Gerindra ini.
Sarjono menambahkan, saat ini baru terdapat 40 pihak yang mengajukan pendirian SPPG.
Padahal untuk mencakup seluruh wilayah Purbalingga membutuhkan sekitar 60–70 dapur sehat.
“Saat ini kami juga sedang merintis dapur sehat di Desa Langgar, Kejobong, yang menurut penilaian Badan Gizi Nasional sudah mencapai progres 40 persen,” katanya.

Satu di antara cara untuk mendapatkan hasil menulis yang maksimal adalah dengan melihatnya sebagai sebuah petualangan.
Hanya dengan berpetualangan, saya mengetahui dan menemukan keberagaman materi tulisan.
Baca update artikel lainnya di Google News