TABLOIDELEMEN.com – Menikmati cara minum kopi dengan gelas terbalik menjadi satu bukti kearifan lokal Indonesia.
Minum kopi dengan gelas terbalik menjadi satu cara menikmati sajian kopi yang sudah lama melekat dalam tradisi masyarakat Indonesia.
Cara minum kopi ini berkembang sejalan dengan perkembangan budaya minum kopi di Indonesia.
Sajian kopi berawal sebagai minuman yang menemani obrolan, dan berkembang menjadi sajian penuh cita rasa.
Lalu apa jadinya, jika kopi specialty sekarang ini tersaji dengan cara saji yang telah lama familiar tersebut.
Sekilas Tentang Kopi Gelas Terbalik
Merangkum dari beberapa literatur, kopi gelas terbalik terkenal dengan istilah kupi khop.
Cara minum kopi sudah lama menjadi tradisi masyarakat Aceh.
Bahkan, cara minum kopi gelas yang ditelungkupkan ini diusulkan sebagai warisan budaya yang harus terus terpelihara.
Namun tidak sedikit juga daerah-daerah di Indonesia yang mempraktikkan cara minum kopi ini.
Apakah masyarakat Aceh membawa tradisi ini ke luar daerah atau inisiatif penikmat kopi yang mencoba cara minum berbeda.
Tetapi, pastinya tradisi minum kopi dengan gelas terbalik berasal dari Indonesia.
Kebiasaan cara minum kopi yang unik ini kabarnya sudah ada sejak zaman Teuku Umar melawan penjajahan Belanda di tanah Aceh.
Konon, kebiasaan menelungkupkan gelas kopi ini karena ingin sajian kopi tetap hangat dan tidak tercemar debu yang terbawa angina.
Cara meminumnya dengan mengangkat piringnya, bisa juga meminumnya melalui sedotan.
Tiuplah terlebih dahulu sehingga cairan kopi merembes keluar gelas.
Tentunya, sensasi minum kopi khop menyenangkan.
Karena bila terlalu lama Anda membiarkan, maka dengan sendirinya cairan kopi yang sudah berada di luar kembali menyerap ke dalam gelas.
Sebagai informasi, pada tahun 2019 Pemerintah Kabupaten Aceh Barat telah mendeklarasikan Kupi Khop atau Kopi gelas Terbaik ini menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBT) Kabupaten Aceh Barat.
Artinya Kupi Khop atau Kopi gelas Terbaik merupakan salah satu aset tak berwujud atau intangible asset bagi masyarakat khususnya di Provinsi Aceh.
Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News
