TABLOIDELEMEN.com – Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) Kabupaten Purbalingga mendukung sepenuhnya pelaksanaan Kurikulum Cinta yang menjadi program Menteri Agama, Nasaruddin Umar.
“Kurikulum Cinta untuk memperkuat toleransi dan rasa persaudaraan di tengah keberagaman,” kata Ketua LP Ma’arif NU Kabupaten Purbalingga, Torik Jahidin, Minggu 16 Februari 2025.
Menurutnya, pendidikan agama harus menjadi instrumen untuk menciptakan kerukunan, bukan konflik.
Sudah sejak lama LP Ma’arif NU mengajarkan ideologi Ahlussunnah Wal Jamaah (aswaja) n-nahdliyah di tingkat satuan pendidikan Ma’arif.
“Aswaja An-Nahdliyah menjadi pondasi utama generasi muda NU dalam LP Ma’arif NU. Sebab para siswa Ma’arif akan menjadi kader NU di masa depan,” katanya.
Untuk itu, Toriq meminta para guru di lingkungan LP Ma’arif NU untuk terus menguatkan ideologi aswaja harus dengan optimalisasi mata pelajaran ke-NU-an.
“Pendidik mapel aswaja harus memiliki sumber daya yang mumpuni. Hal ini saya yakin selaras dengan Kurikulum Cinta dari Pak Menteri Agama yang humanis,” tuturnya.
Dalam Kurikulum Cinta lanjut Toriq Jahidin, terdapat penanaman rasa cinta antara satu sama lain.
Menurutnya, hal ini merupakan konsep yang menekankan pendidikan berbasis kasih sayang, empati, dan penghargaan terhadap perbedaan.
Sementara nilai ini harus menjadi bagian utama dalam sistem pendidikan NU.
Baik di lembaga formal maupun lingkungan sosial dan keluarga, termasuk kehidupan di Pondok Pesantren (Ponpes).
“Jadi menurut saya, Kurikulum Cinta itu bagaimana mengajarkan pemdidikan agama, tapi tidak mengajarkan kebencian kepada orang beragama lain. Tetap lah, agama mereka, ya agama mereka, agama kita, ya agama kita,” katanya.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News