TABLOIDELEMEN.com – Sega Rejeng, menu sajian ini telah menarik perhatian penikmat kuliner, karena menyuguhkan nasi jagung dan nasi beras merah, yang berpadu harmonis dengan sayuran khas, daun rejeng.
Daun rejeng, merupakan flora endemik yang tumbuh subur di dataran tinggi Desa Karangjengkol, Kecamatan Kutasari,Kabupaten Purbalingga, yakni pada ketinggian sekitar 601 hingga 700 meter di atas permukaan laut.
Inisiatif pembuatan Sega Rejeng yang bukan sekadar pengisi perut, tetapi representasi kuat potensi pangan lokal dan mengangkat potensi daerah menjadi sajian bernilai tinggi.
“Bahan baku utama, seperti nasi jagung dan nasi beras merah, menegaskan komitmen penggunaan produk lokal,” kata Sukirman, Ketua Kelompok Tani Cemara Desa Karangjengkol.
Sukirman kemudian menularkan resep ini kepada anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) agar hidangan terumus menjadi makanan khas Desa Karangjengkol yang representatif.
Sega Rejeng tidak berhenti pada daun rejeng. Berbagai sayuran lain, seperti daun pakis liar yang tumbuh subur di sekitar Karangjengkol, turut melengkapi piring nasi yang kaya rasa.
Daun pakis berfungsi sebagai menu sayur tambahan atau pelengkap yang nikmat.
Selain itu, untuk memperkaya cita rasa, hidangan ini sempurna dengan tambahan lauk.
Seperti bunga burus atau kecombrang. Tentu, aneka lauk popular, tahu dan tempe goreng, ayam goreng, telur goreng, hingga ikan asin, juga tersedia sebagai pilihan pendamping.
Kepala Desa Karangjengkol, Sutirah menegaskan dukungan pemerintah desa terhadap hadirnya kuliner khas ini.
Ia berkeinginan menu Nasi Rejeng bukan saja sebagai konsumsi masyarakat desa, tetapi juga bisa dijadikan komoditas wisata dan terkenal secara luas.
“Mudah-mudahan nanti akan bisa terkenal, banyak orang minati, sehingga bisa menambah income warga,” harap Sutirah.
Sega Rejeng adalah wujud nyata dari kearifan lokal yang membawa harapan ekonomi baru bagi Karangjengkol, siap menyambut wisatawan dan pasar kuliner nasional.

Awali dengan kepedulian, niscaya akan menjadi gagasan dalam menulis















