TABLOIDELEMEN.com – Pembina Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) Purbalingga, H.Torik Jahidin menyayangkan framing jahat tentang Pondok Pesantren dalam tayangan stasiun televisi nasional, Trans7 beberapa waktu terakhir.
“Tayangan narasi negatif tentang kehidupan di pondok pesantren semacam ini jelas kami sayangkan,” kata Toriq, Minggu 19 Oktober 2025.
“Karena mengabaikan realitas sosial, kultural, dan spiritual yang telah menjadi kekuatan pesantren selama berabad-abad,” tegasnya
Ia mengatakan, sebagai media massa, Trans7 justru menampilkan wajah pesantren secara sepotong dan sensasional.
Mengangkat kasus-kasus menyimpang dari segelintir oknum dan mengeneralisasi, seolah menggambarkan seluruh pesantren di Indonesia.
Generalisasi seperti itu tidak hanya menyesatkan publik, tetapi juga melukai perasaan jutaan santri, alumni, dan keluarga besar pesantren yang telah berkontribusi besar bagi bangsa.
“Padahal, terdapat lebih dari 36.000 pesantren di seluruh Indonesia dengan jutaan santri yang hidup dalam nilai-nilai luhur,” katanya.
Ia menuturkan, media massa semestinya berperan sebagai pembawa kebenaran dan pencerah publik, bukan penyebar stigma terhadap lembaga keagamaan.
Media perlu lebih berhati-hati agar tidak menggiring opini negatif terhadap institusi yang telah menjadi bagian penting dari sejarah dan moral bangsa.
“Boleh saya tegaskan, bahwa pesantren tidak anti-modernitas. Kini banyak pesantren telah bertransformasi menjadi lembaga pendidikan yang memadukan nilai-nilai tradisional dengan kemajuan teknologi dan sains,” katanya.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News