TABLOIDELEMEN.com – Creative Fusion Festival 2025 benar-benar semarak selama dua hari penuh, Rabu dan Kamis, 10–11 Desember 2025.
Perayaan Hari Jadi Kabupaten Purbalingga ke-195 ini menjadi pagelaran akbar yang menghadirkan beragam aktivitas yang memukau.
Mulai dari UMKM Corner & Go Online, seminar, workshop kreatif, hingga pertunjukan live music yang berhasil menarik ribuan pengunjung.
Puncak perhatian publik terpusat pada fashion show bergengsi di Gedung Sasana Krida Perwira.
Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Purbalingga, bekerja sama dengan Dinas Perdagangan, menyajikan kerjasama yang kreatif dan memamerkan karya perajin batik dan ecoprint binaan mereka.
Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM, Adi Purwanto, menjelaskan fashion show ini merupakan bagian dari momen tahunan peringatan hari jadi Purbalingga yang ke-195.
Kebaya Gotik Tanah Perwira

“Mengusung tema “Kebaya Gotik Tanah Perwira,” acara ini menampilkan 22 peragawan dan peragawati Purbalingga,” katanya.
Ia menjelaskan, sebelas peraga mengenakan busana batik dan sebelas peraga mengenakan busana ecoprint, memperlihatkan kekayaan desain dan inovasi tekstil lokal.
Dua puluh dua peraga itu menampilkan busana karya 12 desainer berbakat asal Kabupaten Purbalingga
Termasuk Zuli Mustafa, Lilis Setyani, Kiki Aprilia, hingga perwakilan dari SMK Negeri 1 Bojongsari.
“Creative Fusion Festival tidak hanya menjadi perayaan hari jadi, tetapi menjadi panggung kuat bagi pelaku ekonomi kreatif Purbalingga untuk unjuk gigi dan memperluas pasar mereka,” tegasnya.
Owner Tin Batik Purbalingga, Titin Wahyuningsih menuturkan, bahwa beberapa karya batiknya yang ikut tampil.
Menurutnya, ada empat model batik utama yang mereka usung.
Salah satunya, Batik Banji Kontemporer, yang melambangkan kemurahan rezeki atau kebahagiaan.
Batik Kontemporer merupakan inovasi batik modern yang bebas dari aturan ketat batik tradisional, menampilkan motif abstrak atau geometris, tetapi tidak meninggalkan ciri khas batiknya.
Selain itu, ia memamerkan Batik Pakis Taji Kontemporer, yang memadukan motif tumbuhan pakis dengan sentuhan modern untuk menarik minat anak-anak muda.
Titin juga menampilkan Batik Naga Tapa yang memberi kesan simbol kekuatan dan kebijaksanaan, serta Batik Tiga Ikan.
“Makna dari Tiga Ikan atau dalam bahasa Jawa Iwak Telu yang bertutur sirah menunggal merupakan simbol setia hati,” kata Titin
Sementara itu, Asti Astutiati, Kreator Ecoprint dari Mbabar Godong, yang berlokasi di Desa Bajong, juga berpartisipasi.
“Kami menampilkan motif kain ecoprint yang ditampilkan adalah daun acak yang dinamis dan kasual, terinspirasi langsung oleh dedaunan alam,” katanya.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News














