TABLOIDELEMEN.com – Umat Islam memiliki senjata ampuh yakni berdoa, ketika mendapat musibah dan ujian.
Rasulullah SAW selalu menganjurkan untuk memanjatkan doa.
Dalam sebuah riwayat, Nabi mengajarkan doa ketika seorang Muslim tertimpa musibah dan ujian agar terlepas dari kegalauan.
Mengutip laman Islam Web, berikut lafadznya:
مَا أَصَابَ أَحَدًا قَطٌّ هَمٌّ وَلاَ حَزَنٌ فَقَالَ
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ،أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ.
إِلاَّ أَذْهَبَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ هَمَّهُ، وَأَبْدَلَهُ مَكَانَ حُزْنِهِ فَرَحاً. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، يَنْبَغِي لَنَا أَنْ نَتَعَلَّمَ هَؤُلاَءِ الْكَلِمَاتِ. قَالَ:بَلَى، يَنْبَغِي لِمَنْ سَمِعَهَا أَنْ يَتَعَلَّمَهَا.
“Ma ‘asaba ‘ahadan qattun hammun wala hazanun faqala aalllahumma ‘inni abduka, ibnu abdika, ibnu ‘amatika, nasiati biyadika, madin fi hukmuka, adlun fi qada-uka, ‘as’aluka bikulli ismin huwa laka, sammayta bihi nafsaka, ‘aw allamtahu ‘ahadan min khalqika, ‘aw ‘anzaltahu fi kitabika, aw astatharta bihi fi ilmil ghaibi indaka, an taj’al alqurana rabia qalbi, wanura shadri, wajalaa’ huzni, wadzahaba hammi.
Illa adzhaballahu azza wajalla hammahu wa abdaalahu makaana huznihi farahan. Qooluu;. Ya Rasulallah yanbaghi lanaa liman sami’aha an ha-ulail kalomati. Qoola; bala yanbaghi liman sami’aha an yata’allamaha.”
Yang artinya, “Tidaklah seorang hamba tertimpa suatu kegalauan (musibah) dan kesedihan kemudian dia berdoa, ‘Ya Allah, sungguh aku adalah hamba-Mu, anak hamba (laki-laki)-Mu, anak hamba (perempuan)-Mu, ubun-ubunku (nafasku) di tangan-Mu, telah lewat bagiku hukum-Mu, keadilan takdir-Mu bagiku.
Aku meminta kepada-Mu dengan semua nama yang Engkau miliki, yang Engkau namakan diri-Mu sendiri, atau Engkau ajarkan kepada seorang dari hamba-Mu, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yang Engkau khususkan dalam ilmu gaib di sisi-Mu, agar Engkau jadikan Alquran sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, pelapang kesedihanku, dan penghilang kemurunganku.”

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News