Sembilan film pendek Indonesia direkomendasikan oleh Minikino berhasil diputar di Berlin, Jerman. Ini berkat kerjasama dengan Soydivision collective selaku penyelenggara KAUM Indonesian Alternative Performance & Film Festival 2021.
Sembilan film tersebut ialah Angpao (Stefanus Cancan, Fiksi, 2020), Menjadi Dara (Sarah Adilah, Fiksi, 2019), Benjamin’s Whistle (Aryo Danusiri, Fiksi, 2000), Jemari Yang Menari di Atas Luka-Luka (Sarah Putri Amelia, Fiksi, 2019), One of Those Murder (Jerry Hadiprojo, Fiksi, 2019), Rong (Indira Iman, Fiksi, 2019), Shin Hua (Erick Sutanto, Dokumenter, 2020), dan Matahari Terbit di Hutan (Samuel Ruby, Fiksi, 2019)
Setelah Jerman, film Jemari yang Menari di Atas Luka-Luka dan One of Those Murder lanjut diputar di Italia bersama dengan Hai Guys Balik Lagi Sama Gue, Tuhan! yang disutradarai Winner Wijaya (2020). Kali ini Minikino menggandeng Nót Film Festival (https://www.notfilmfest.com/) untuk menghadirkan ketiga film pendek Indonesia tersebut di layar lebar kota Santarcangelo di Romagna, provinsi Rimini pada tanggal 24-29 Agustus 2021 yang lalu.
Pada bulan September 2021, kerjasama Minikino Film Week, Bali International Short Film dengan Seoul Yeongdeungpo International Extreme-Short Image & Film Festival (SESIFF) berhasil terlaksana.
Negosiasi pertukaran program film pendek antar festival di dua negara ini menghadirkan program SESIFF di MFW7 (3-11 September 2021) sedangkan program film pendek Indonesia
Selain itu, Fransiska Prihadi sebagai direktur program MFW juga menjadi bagian dari komite juri kompetisi internasional di SESIFF (https://www.sesiff.org/ ). Fransiska duduk dalam dewan juri bersama dengan sutradara Michèle Jacob (Belgia) serta IM Jinsoon (Korea).
Film pendek Indonesia terpilih dalam program S-Express Indonesia 2021, menampilkan upaya memahami tantangan keragaman masyarakat Indonesia. Sebagai negara kepulauan yang multi-etnis Indonesia memiliki materi yang unik untuk diangkat ke dalam karya film pendek.
Ada enam film pendek Indonesia terpilih yaitu Mayang O Mayang (Anggita Puri, Fiksi, 2019), Shin Hua (Erick Sutanto, dokumenter, 2020), Chintya (Sesarina Puspita, Fiksi, 2019), Hai Guys Balik Lagi Sama Gue, Tuhan! (Winner Wijaya, Fiksi, 2020), dan Maria Ado’e (Gleinda Stefany, Fiksi, 2020).
Selain enam film tersebut, ada dua film lagi, yaitu Jemari yang Menari di Atas Luka-Luka karya Sarah Putri Amelia dan Bura karya Eden Junjung yang diputar di SESIFF 2021 Korea,” papar programmer dan direktur program Minikino, Fransiska Prihadi.
Minikino juga telah menyiapkan sebuah program film pendek atas undangan dari Image Forum Festival, Jepang (http://www.imageforumfestival.com/2021/ ). Tahun ini, ada sembilan program bertema “Film in Shelter” naik panggung dalam festival film eksperimental tertua dan terbesar di dunia ini.
Berikut adalah film-film pendek Indonesia terpilih yang akan diputar di Theater Image Forum, Tokyo pada tanggal 27 September 2021 dan Lumen Gallery, Kyoto tanggal 29 Oktober 2021 mendatang; Citarum (Ali Satri Efendi, Dokumenter, Eksperimental, 2020), Ngelimbang (Rian Apriansyah, Fiksi, 2015), Ojek Lusi (Winner Wijaya, Dokumenter, 2017), Posko Palu (Tim Baretto, Dokumenter, Indonesia-Australia, 2019), Time Lapse (Jonathan Hagard, Animasi, Prancis- Indonesia

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update artikel lainnya di Google News