TABLOIDELEMEN.com – Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Dinsosdalduk KBP3A Kabupaten Purbalingga, Brianda Astro Diaz, menyoroti persoalan perkawinan usia anak yang masih menjadi tantangan serius di Kabupaten Purbalingga
“Faktor penyebabnya kompleks, mulai dari rendahnya kesadaran pendidikan, tekanan sosial dan budaya, hingga minimnya pemahaman terhadap kesehatan mental dan emosional anak,” katanya dalam workshop bertema “Bicara dari Hati: Tumbuh Kuat, Tumbuh Peduli” bersama Bunda Forum Anak, di Grand Braling Hotel Purbalingga.
Ia menyebut bahwa pemberdayaan anak dan remaja adalah pendekatan efektif dalam upaya perlindungan anak.
Anak yang mengenal emosi dan peduli terhadap sesama cenderung lebih mampu menolak pernikahan usia anak.
“Dan tentunya dapat membuat keputusan yang sehat dan bertanggung jawab,” katanya.
Sementara, Psikolog Klinis Kurniasih Dwi Purwanti menekankan pentingnya mengenali emosi dan kemampuan dasar anak sejak awal.
“Anak perlu pembekalan kemampuan berpikir kritis, komunikasi asertif, serta pengendalian emosi agar siap menghadapi tantangan zaman,” katanya.
Masalah perkawinan usia anak, menurut Kurniasih terpengaruhi dari faktor-faktor seperti minimnya edukasi di keluargadan kondisi finansial yang lemah.
“Oleh karena itu, pendidikan karakter sejak dini dan peran keluarga menjadi sangat vital,” katanya.
Workshop ini juga menghadirkan sesi “Cerita Kehidupan: Aku Bukan Penyakitku” bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Purbalingga.
Sesi ini memberikan ruang aman bagi remaja untuk berbagi dan memahami pentingnya empati serta inklusi terhadap orang yang hidup dengan HIV/AIDS.
Hadir dalam acara ini pembina sekaligus Bunda Forum Anak Purbalingga, Syahzani Fahmi Muhammad Hanif

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News