Risiko yang ditimbulkan oleh makanan dengan indeks glikemik tinggi tidak berhenti pada lonjakan gula darah.
Bagi mereka yang memproduksi insulin sendiri, makanan berindeks glikemik tinggi dapat memaksa tubuh untuk mencoba memproduksi lonjakan insulin.
Hal itu untuk melawan karbohidrat yang bekerja cepat, dan konsekuensi umum dari lonjakan insulin yang dipaksakan adalah rasa lapar di dalam tubuh saat dua hingga tiga jam setelah mengonsumsinya.
Bagi penderita diabetes, ini bisa sangat berbahaya karena kemampuan tubuh untuk mengontrol kadar glukosa darah berkurang atau tidak ada sama sekali
Namun, gambarannya sedikit lebih rumit daripada sekadar mengklasifikasikan makanan sebagai berindeks glikemik tinggi dan rendah.
Makanan dengan indeks glikemik tinggi belum tentu tidak sehat dan tidak semua makanan dengan indeks glikemik rendah itu sehat.
Misalnya, semangka dan parsnip adalah makanan dengan indeks glikemik tinggi, sedangkan kue coklat memiliki nilai indeks glikemik yang lebih rendah.
Demikian juga makanan yang mengandung atau dimasak dengan lemak dan protein memperlambat penyerapan karbohidrat, itu semua rendah indeks glikemiknya.
Keripik, misalnya, memiliki indeks glikemik lebih rendah daripada kentang yang dimasak tanpa lemak. Namun, keripik tinggi lemak dan harus dimakan dalam jumlah sedang.

Bagi saya yang juga seorang ibu rumah tangga, menulis dapat dijadikan media terapi. Berbagi cerita, mengungkapkan emosi, meredakan stres, dan melepaskan kebosanan.
Baca update artikel lainnya di Google News