Melihat Asa Sutikno, Petani Muda Kopi Arabika dan Tembakau Mloko di Kutabawa Purbalingga

Sutikno (38) petani milenial asal RT 02 RW 01 Dukuh Pejagan, Desa Kutabawa, Kecamatan Katangreja, Kabupaten Purbalingga merawat Kopi Arabika
Sutikno (38) petani milenial asal RT 02 RW 01 Dukuh Pejagan, Desa Kutabawa, Kecamatan Katangreja, Kabupaten Purbalingga merawat Kopi Arabika

TABLOIDELEMEN.com – Budaya minum kopi atau ngopi di café dan kedai kopi kini sudah melekat di semua lapisan masyarakat.

Dari kaum yang tua hingga muda, laki-laki maupun perempuan, mereka suka ngopi.

Kopi sudah terbukti memiliki pasar yang sangat luas, bahkan menjadi produk terlaris di pasar domestik maupun mancanegara.

Bacaan Lainnya

Untuk memenuhi kebutuhan pasar kopi, pastinya memerlukan ketersediaan bahan baku.

Pastinya, komoditas kopi semakin mendorong semangat anak muda untuk terjun di sektor pertanian.

Kini banyak kaum muda yang menggeluti bisnis kopi tidak hanya pada hilirinya, tapi juga dari hulu atau dari biji kopi.

Seperti, Sutikno (38) petani milenial asal RT 02 RW 01 Dukuh Pejagan, Desa Kutabawa, Kecamatan Katangreja, Kabupaten Purbalingga yang telah membuktikan mampu mengembangkan komoditas kopi dan tembakau.

Ia mendapat kepercayaan dari 12 orang orang pemuda yang tergabung dalam Kelompok Pemuda Tani untuk menjadi ketua.

Kopi Arabika dan Tembakau Mloko

Kelompok Pemuda Tani ini membudidayakan kopi Arabika dan tembakau Mloko dengan pendampingan dari Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga.

“Orang muda itu harus memiliki pemikiran terbuka dan mau berkembang maju. Waktu itu, saya menawarkan teman-teman pemuda, pekerjaan santai dengan penghasilan tinggi,” kata Sutikno yang juga Staf Tata Usaha di SMP Negeri 1 Belik, Pemalang, Rabu 27 Desember 2023.

Kelompok Pemuda Tani berdiri pada tahun 2020, awalnya fokus dalam budidaya tanaman hias.

Karena, rerata masyarakat Desa Kutabawa mengandalkan tanaman hias sebagai komoditas lokal.

Setelah menganggap budidaya tanaman hias ini sudah bisa berjalan lancar.

Sutikno mengajak teman-temannya untuk menambah fokus jenis usaha, kali pertama yakni dengan membudidayakan kopi.

Ia menyakini, regenerasi petani sangatlah penting dan butuh perhatian serius.

Perlu segera mendorong minat dan ketertarikan generasi muda untuk mau berkontribusi, dan menggeluti bidang perkebunan.

Ia terus mendorong teman-teman untuk bangga dengan hasil kebun sendiri dan menarik generasi muda kembali ke kebun.

“Tentu harapannya, kami bisa sukses menjadi petani muda kopi yang berbakat,” katanya.

Kopi Arabika paling cocok

Bersama teman-temannya sepakat memilih kopi jenis arabika. Kopi jenis ini paling cocok.

Pasalnya, kopi Arabika dapat hidup subur pada ketinggian diatas 800 meter diatas permukaan laut (mdpl).

“Sedangkan desa Kutabawa sendiri memiliki ketinggan 1640mdpl. Jenis kopi Arabika paling cocok dan dapat hidup subur,” kata Sutikno yang sudah mengantongi sertifikat Barista.

Dalam prosesnya, Sutikno menuturkan, awalnya budidaya dan pengembangan usaha kopi tidaklah mudah mempraktikan budidaya kopi ini.

Perlu perjuangan untuk menunjukan identitas para petani muda ini.

Prinsipnya, selama cara merawat kebun kopinya benar, bukan tidak mungkin pendapatan petani kopi bisa setara dengan pekerja kantoran.

Sebenarnya sangat mudah memanjakan pohon kopi ini.

Terpenting jangan sampai lumut tumbuh subur pada batang pohon kopi dan pangkaslah cabang pada cabang.

“Nanti hasilnya kopi ini punya kualitas premium yang memiliki rasa yang khas dan berkarakter,” kata Sutikono pemilik Ompong Kopi Arabika yang telah mendapatkan ijin Induk Berusaha 2510230116839 tanggal 25 Oktober 2023.

Selain kopi, Kelompok Pemuda Tani juga membudidayakan tembakau jenis mloko.

Cara merawat tanaman tembakau ini tergolong sangat mudah, tidak mahal dan cepat panen.

Mulai tanam pada bulan Maret, sudah bisa panen pada bulan Juni atau sekira 4 bulan.

“Merawatnya sebenarnya sangat mudah, perik dan buang 3 daun dari bawah. Petik daun 3 keatas. Paling super adalah daun lima keatas,” katanya.

Untuk hasil panen kedua komoditas, kopi arabika dalam satu musim bisa menghasilkan minimal 1 kilogram hingga 2 kilogram untuk pohon berusia 2 hingga 3 tahun.

Harga kopi arabika siap seduh sangat bervariasi, mulai dari Rp300.000 satu kilogramnya.

Sedangkan untuk harga jual satu kilogram tembakau Mloko senilai Rp4000.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *