Lengger dengan penari pria
Dahulunya, Tari Lengger Lanang Banyumas memiliki unsur magis-religius. Karena, pada saat pementasan menjadu wujud syukur masyarakat dalam sebuah upacara setelah panen raya.
Lengger dengan penari pria berdandan wanita berkembang sejajar dengan ronggeng dan ledhek atau tandhak
Iringannya yang pada awalnya menggunakan calung, gamelan dan ringgeng. Namun, selanjutnya hanya menggunakan calung. Sekarang kita hanya dapat melihat pertunjukan lengger dengan iringan calung.
Sejalan laju perkembangan zaman. Tari Lengger Lanang Banyumas menjadi kesenian rakyat yang hadir dan naik panggung sejak lama dalam lingkungan masyarakat agraris Banyumas.
Penari Lengger melebur diri dan menyerahkan diri secara total kepada tradisi leluhur dengan mengorbankan citra dirinya sebagai laki-laki.
Seorang pria penari Lengger harus mau menanggalkan penampilan ototnya dan menggantinya lemah gemulai berliuk-liuk dengan eloknya untuk keperluan pertunjukan dan daya tarik penonton.
Pertunjukan Tari Lengger Lanang Banyumas sesungguhnya dapat menjadi media ruang publik.
Dalam setiap penampilannya, penonton harus mencermati lebih seksama, menilai lebih dalam, sebanding jika sosok penari itu wanita yang sesungguhnya.
Hal ini sesungguhnya dapat menjadi kekuatan perkembangan lebih jauh menjadi pertunjukan tradisional Banyumas di masa yang akan datang.

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update artikel lainnya di Google News