Konseling Kelompok Dengan Pendekatan Behavioral

Runtu Pramono
Runtu Pramono

Gejala berprestasi

Menurut Abu Ahmadi (1990:98) gejala berprestasi kurang ini sesungguhnya dirasakan sebagai salah satu masalah dalam belajar karena secara potensial mereka memiliki kemungkinan untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi.

Timbulnya gejala ini berkaitan dengan aspek motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar. Anak-anak dari golongan ini memerlukan perhatian yang sebaik-baiknya dari para guru dan terutama petugas bimbingan di sekolah (Konselor Sekolah).

Oleh karena itu Konselor sekolah hendaknya bisa memberikan layanan yang tepat untuk mengatasi masalah peserta didik.

Dalam kaitanya dengan masalah rendahnya motivasi belajar yang terjadi pada sejumlah siswa SMP Negeri 1 Purbalingga , perlu diberikan layanan yang bisa mengakomodir kepentingan sejumlah siswa tersebut secara bersama-sama seperti layanan konseling kelompok, karena layanan dengan pendekatan kelompok dapat memberikan kesempatan pada masing-masing anggota kelompok untuk memanfaatkan berbagai informasi, tanggapan dan reaksi timbal balik dalam menyelesaikan masalah, disamping itu melalui kegiatan kelompok masing-masing individu dapat mengembangkan sikap tenggang rasa, ketrampilan berkomunikasi, pengendalian ego yang pada akhirnya masing-masing individu dapat menyumbang peran baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pemecahan masalah.

Selanjutnya, dalam mengatasi siswa yang motivasi belajarnya rendah perlu pendekatan yang tepat yaitu model konseling behavioral karena tujuan konseling behavioral sebagaimana yang diungkapkan oleh Naharus (2008:25) adalah menghapus/menghilangkan tingkah laku mal-adaptif (masalah) untuk di-gantikan dengan tingkah laku baru yaitu tingkah laku adaptif yang diinginkan klien.

Bacaan Lainnya
 Kecap ABC

Dalam Buku Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (2002:19) yang dimaksud dengan konseling kelompok  adalah: Layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan  peserta didik (klien) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok; masalah yang dibahas itu adalah masalah-masalah pribadi yang di alami oleh masing-masing anggota kelompok.

Konseling kelompok berfungsi untuk pembahasan dan pengentasan masalah konseli, artinya tujuan akhir dari rangkaian kegiatan konseling kelompok adalah mengentaskan masalah konseli sehingga konseling bisa berkembang optimal sesuai dengan tugas perkembangannya.

Konseling kelompok pada umumnya dilakukan melalui empat tahap, yaitu tahap Pembentukan, tahap peralihan, tahap pelaksanaan kegiatan dan tahap pengakhiran (Prayitno, 1995).

Dalam kaitanya dengan pengembangan diri, melalui konseling kelompok masing-masing konseli akan mendapatkan pengalaman dalam mengemukakan pendapat, memberikan tanggapan, mengambil kesimpulan, memberikan empati dan mengendalikan ego yang semua itu akan membantu perkembangan pribadi konseli.

Pendekatan konseling behavioral merupakan penerapan berbagai macam teknik dan prosedur yang berakar dari berbagai teori tentang belajar. Dalam prosesnya pendekatan ini menyertakan penerapan yang sistematis prinsip-prinsip belajar pada pengubahan tingkah laku kearah cara-cara yang lebih adaptif.

 Promo Laptop 2025

Tinggalkan Balasan