Perkembangan ilmu dan teknologi serta perkembangan sosial budaya yang pesat dewasa ini memberikan tantangan tersendiri bagi guru dan peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajar.
Setiap peserta didik senantiasa ditantang untuk terus meningkatkan kegiatan belajarnya melalui berbagai sumber dan media seperti internet, televisi, perangkat audiovisual , selain belajar langsung dari guru.
Sedangkan guru senantiasa ditantang untuk bisa mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi peserta didik.
Melalui peranannya sebagai pengajar guru diharapkan mampu memberikan motivasi pada anak untuk belajar dalam berbagai kesempatan, guru hendaknya dapat mengembangkan cara dan kebiasaan belajar yang baik, sehingga peserta didik memiliki motivasi yang kuat untuk belajar dan pada akhirnya bisa mencapai hasil belajar yang optimal.
Menurut pengamatan Konselor sekolah, proses belajar mengajar di SMP Negeri 1 Purbalingga berjalan cukup bagus, karena didukung guru yang berdedikasi terhadap tugasnya, didukung sarana prasarana belajar yang sangat memadai seperti ruang kelas yang bersih.
Kemudian, media dan sumber pembelajaran yang lengkap (ada buku, televisi, LKS, Internet, Laboratorium dan perangkat audio visual), juga adanya tambahan pelajaran (les) diluar jam pelajaran yang sudah dijadwalkan.
Dengan kondisi ini mestinya siswa SMP Negeri 1 Purbalingga bisa menjalani proses belajar mengajar dengan baik, yang ditunjukan dengan adanya motivasi belajar yang kuat dan pada akhirnya bisa menunjukan hasil belajar yang optimal.
Namun kondisi nyata di lapangan tidaklah menunjukan kondisi ideal yang diharapkan, dari hasil pengamatan ditemukan banyak siswa SMP Negeri 1 Purbalingga yang motivasi belajarnya rendah, hal ini bisa dilihat dari sikap dan perilaku siswa yang malas belajar, sering tidak mengerjakan tugas/PR, tidak memperhatikan pelajaran, tidak serius dan tidak konsentrasi, suka ramai di kelas, sering membolos pelajaran tertentu, sering membolos les, yang pada akhirnya berdampak pada nilai ulangan harian yang rendah atau prestasinya kurang.

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update artikel lainnya di Google News