Ketua Dekranasda Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin: Produk Kriya dan Wastra Perajin Jateng Sudah Punya Tempat Tersendiri

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin mengunjungi Paviliun Jateng dalam ajang kerajinan terbesar Asia Tenggara, The Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) di Assembly Hall, Jakarta International Convention Center (JICC), Rabu 1 Oktober 2025.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin mengunjungi Paviliun Jateng dalam ajang kerajinan terbesar Asia Tenggara, The Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) di Assembly Hall, Jakarta International Convention Center (JICC), Rabu 1 Oktober 2025.

TABLOIDELEMEN.com – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin menyebut tiga langkah strategis untuk meningkatkan daya saing kriya dan wastra Jateng.

Yakni, inkubasi, kurasi serta sinergi dengan Bank Jateng, Bank Indonesia, dan business matching.

“Secara keseluruhan sudah sangat luar biasa. Tinggal bagaimana UMKM besar bisa memberdayakan UMKM kecil,” katanya di Showroom Dekranasda Jawa Tengah, Rabu 8 Oktober 2025 usai melihat ajang kerajinan terbesar Asia Tenggara, The Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft), 5 Oktober 2025

Ia mengatakan, saat ajang kerajinan terbesar Asia Tenggara, Inacraft kemarin Rabu 1 Oktober 2025, perajin kriya dan wastra asal Jawa Tengah kembali ambil bagian dalam.

Tentunya, bukan sekadar pamer dan jual-beli, ajang ini juga menjadi wadah agar sektor kreatif Jateng naik kelas.

Bacaan Lainnya
Oxygen

Karena, produk kriya dan wastra perajin Jateng sudah memiliki tempat tersendiri di kalangan konsumen.

Hal tersebut terbukti dengan raihan lima penghargaan pada Dekranas Award pekan lalu.

“Karena itu, kami berkomitmen terus membina perajin agar menghasilkan produk berkualitas unggul,” tegas Nawal, istri Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin ini.

Produk Kriya dan Wastra Perajin Jateng Sudah Punya Tempat Tersendiri

Nawal menambahkan, arah inkubasi pada pengembangan wastra siap pakai (ready to wear).

Produk perajin Jateng pun tidak terbatas pada batik, tapi juga tenun, teknik pewarnaan alami, hingga ecoprint.

Namun hal itu tidak terlepas dari tantangan ke depan, bagaimana ready to wear bisa makin beragam.

“Misalnya menggabungkan batik dan tenun, lalu desainer lebih banyak menghasilkan karya siap pakai,” imbuh Nawal.

Dukungan Dekranasda Jateng sejalan dengan langkah Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dalam mengembangkan ekonomi kreatif.

Sejumlah program telah berjalan, antara lain kerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta berbagai event seperti Solo Great Sale.

Selain itu, Pemprov Jateng juga mengadakan pelatihan berbasis kompetensi, sertifikasi, serta perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

Yakni program Zilenial Jateng, yang memberi akses pelatihan usaha bagi anak muda.

Saat ini, sebanyak 3.615 peserta sudah terdaftar di platform ekonomi kreatif tersebut.

 

 

Pos terkait