TABLOIDELEMEN.com – Meski masih duduk di bangku kelas lima SD Negeri 1 Purbalingga Wetan, namun kemampuan menyeduh kopi nikmat Ghani Najih Mumtaz patut mendapat acungan jempol.
Anak kedua dari pasangan suami istri Toto Endyarto dan Sumiarti yang menyukai mata pelajaran matematika ini, menekuni teknik meracik kopi sejak duduk kelas satu sekolah dasar.
Ghani tertarik menyeduh kopi, karena melihat cara ayahnya menyeduh kopi dengan berbagai gaya dan teknik sebagai seorang barista.
Tidak hanya meracik, saat ini Ghani sudah mengetahui beberapa karakteristik kopi termasuk teori-teori dalam penyeduhan kopi.
Tuang-tuang Kopi Nikmat
Bocak cilik ini mempunyai istilah “tuang-tuang” untuk proses menyeduh kopi layaknya barista dewasa yang ada di kafe-kafe.
“Tuang-tuang namanya ya, karena menyeduh kopi dituang dengan air panas,” katanya saat membantu ayahnya di Kedai Angkringan Kopi jalam lingkar utara GOR Goentoer Darjono Purbalingga, Sabtu 29 Juni 2025.
Menyajikan segelas kopi bagi Ghani bukanlah sekadar minuman biasa, itu adalah ekspresi diri.
Ghani memulai meracik sesuai permintaan pelanggannya. Mulai memilih biji kopi permintaan pelanggan, meletakkannya dalam timbangan dan menakarnya, serta menggiling kopi dengan penuh perhatian.
Lalu, ia akan memindahkan bubuk kopi ke dalam gelas sembari menunggu air yang mendidih.
Saat air panas sudah mendidih, Ghani akan menuangkan air dengan teko ke dalam gelas yang telah berisi bubuk kopi, aroma yang menggoda akan mulai terasa.
“Ada takarannya. Biji kopinya 12,10 gram, airnya 150 Mililiter, panas airnya 90 hingga 100 derajat celcius,” katanya.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News