Jelang Ramadan, SMP Negeri 3 Kemangkon Gelar Kenduri Nyadran

Sebanyak 298 siswa dari kelas 7 hingga 9 beserta para guru dan karyawan mengikuti kenduri nyadran sebelum memasuki bulan Ramadan, di sekolah setempat, Rabu 26 Februari 2025. Foto: tabloidelemen.com_Yoga Tri Cahyono
Sebanyak 298 siswa dari kelas 7 hingga 9 beserta para guru dan karyawan mengikuti kenduri nyadran sebelum memasuki bulan Ramadan, di sekolah setempat, Rabu 26 Februari 2025. Foto: tabloidelemen.com_Yoga Tri Cahyono

TABLOIDELEMEN.com – SMP Negeri 3 Kemangkon menyelenggarakan kenduri nyadran.

Sebanyak 298 siswa dari kelas 7 hingga 9 beserta para guru dan karyawan mengikuti kenduri sebelum memasuki bulan Ramadan.

Meski penyelenggaraan secara sederhana, rangkaian acara kenduri nyadran cukup khidmat, menarik, dan menyentuh perasaan.

Bacaan Lainnya
 Publikasi

Kepala SMP Negeri 3 Kemangkon Warsono melalui Wakil Kepala Urusan Kesiswaan, Prastika Anjar Riyani menjelaskan, tradisi ini merupakan kearifan lokal dan menjadi kekayaan budaya sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Sang Maha Pencipta.

“Harapan kami adalah para siswa mendapat pengetahuan tradisi kenduri nyadran ini merupakan kearifan lokal, dan budaya yang adi luhung,” katanya, Rabu 26 Februari 2025.

Ia menjelaskan, para siswa melaksanakan kenduri dengan menyediakan makanan secara gotong royong.

Setiap kelas terbagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing terdiri dari 8 orang.

“Mereka makan bersama, terpisah antara putra dan putri. Makanan mereka sediakan menggunakan alas daun pisang. Makannya juga tidak pakai sendok, tetapi langsung menggunakan tangan,” katanya.

Kenduri Nyadran di SMP Negeri 3 Kemangkon
Kenduri Nyadran di SMP Negeri 3 Kemangkon

Ia menambahkan, dalam penyelenggaraannya terdapat nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam tradisi Nyadran yang bermanfaat untuk para siswa.

“Yakni nilai religius, toleransi, dan cinta tanah air,” imbuhnya

Ia menuturkan, pelaksanaan kenduri nyadran ini tentunya juga mengajarkan sikap bersyukur atas segala nikmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Serta untuk saling berbagi dan mempererat silaturahmi antar siswa dan juga guru,

“Sekaligus menjawab tantangan bagaimana generasi muda dapat menangkap pesan kerukunan dan perdamaian melalui tradisi kenduri nyadran,” katanya.

Pos terkait

 Publikasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *