Dengan mengenalkan gulat kepada anak-anak SD, kata Sujarwo, skill mereka sudah terasah ketika kelak masuk Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLOP).
Trimedya Panjaitan pun mengapresiasi terobosan yang dilakukan oleh PGSI Jateng. Dengan latar belakang Sujarwo sebagai pegulat, dia optimistis prestasi gulat Jawa Tengah bakal semakin maju.
“Ini kejutan buat saya ternyata pembinaan sudah dilakukan sejak SD, karena biasanya mulai SMP,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Trimedya juga sempat menyaksikan anak-anak SD dan atlet PPLOP Jateng unjuk kebolehan memeragakan teknik dasar gulat.
“Background Pak Jarwo sebagai pegulat, dia tahu teknik, cara membina, sehingga kita harapkan gulat Jawa Tengah bisa lebih maju,” kata Trimedya.
Ujian pertama Sujarwo beserta jajarannya adalah Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Gulat Puan Maharani Cup di Medan pada 21 November mendatang yang juga diikuti atlet-atlet dari Malaysia dan Singapura.
“Nanti kita lihat sejauh mana atlet Jateng bisa berprestasi di tingkat nasional. Itu target antaranya sebelum PON. Kalau di PON Papua belum bisa meraih medali emas, mudah-mudahan di PON Medan-Aceh 2024 bisa emas,” ujar Trimedya Panjaitan

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update artikel lainnya di Google News