TABLOIDELEMEN.com – Pijatan memang sering dilakukan ketika seseorang kelelahan fisik, seperti pegal-pegal, masuk angin dan lainnya. Namun, pijatan ternyata juga bisa membantu merelaksasikan pikiran, yang sedang stres.
Terapi pijat secara sistematis dan strategis mampu memanipulasi jaringan lunak tubuh manusia untuk menghasilkan keadaan rileks, serta mengurangi masalah seperti rasa sakit, ketidaknyamanan, kecemasan dan kelelahan
Berikut lima manfaat pijat untuk kesehatan, dirangkum NU Online dari laman Self:
1. Menghilangkan stres dan relaksasi
Meski membutuhkan lebih banyak penelitian untuk mengetahui dengan tepat berapa banyak terapi pijat mengurangi hormon stres seperti kortisol, tetapi bukti anekdotal menunjukkan bahwa pijat dapat membantu menurunkan stres dan mendorong relaksasi.
2. Meredakan sembelit
ika Anda berurusan dengan sembelit atau masalah pencernaan lainnya, pijat perut dapat membantu meringankan beberapa ketidaknyamanan Anda
Sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan di Gastroenterology Nursing menemukan bahwa pijat perut membantu orang yang berurusan dengan sembelit pascaoperasi menggerakkan usus mereka dan merasa sedikit lebih baik.
3. Meredakan sakit kepala tegang
Sakit kepala tegang, atau sakit kepala konsentrasi, bisa terasa seperti ada ikatan ketat yang melilit kepala Anda.
Laman Mayo Clinic menjelaskan, pijatan dapat meredakan sakit kepala jenis ini. Secara khusus, aktivitas pijat membantu meredakan ketegangan otot di kepala, leher, dan bahu (yang mungkin meringankan gejala sakit kepala).
4. Insomnia
Seperti yang telah disebutkan di atas, pijat berdampak positif pada stres, dan penurunan tingkat stres dapat membantu mendorong tidur (walaupun ada kebiasaan kegiatan sebelum tidur lainnya — seperti melakukan ritual sebelum tidur dan mengurangi waktu layar sebelum tidur).
5. Meredakan nyeri otot
Sebuah studi meta-analisis 2015 yang diterbitkan dalam Current Review in Musculoskeletal Medicine melaporkan, ketika otot sakit dan meradang, pijatan dapat membantu membawa aliran darah ke area tersebut (dan mendorong pemulihan).

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik