TABLOIDELEMEN.com – Ziarah kubur hendaknya menjadi sarana dalam memacu kedekatan kepada Allah dengan meningkatkan kualitas takwa.
Untuk menjadi Muslim yang baik, tentu harus banyak introspeksi pribadi terkait amal ibadah yang memang sudah menjadi keharusan sebagai umat manusia, terutama umat Islam.
Ada banyak tujuan mulia dari anjuran ziarah makam atau kubur.
Karena, ziarah ke makam leluhur ataupun orang tua merupakan ritual yang memang ada dalam ajaran agama Islam.
Sebagai umat Islam tentu sangat berharap sudah membawa bekal yang cukup bila kematian sudah waktunya menghampiri kita.
Mengutip laman jombang.nu.or.id, berikut hikmah dari ziarah kubur menurut para Ulama NU yaitu:
1.Mengingatkan Manusia dengan Kematian dan Kehidupan Akhirat
Hikmah ziarah kubur dapat mengingatkan manusia akan adanya hari kematian dan kehidupan selanjutnya akhirat.
Hal ini dapat mendorong manusia untuk semakin rajin dalam beribadah, berbuat kebaikan, dan beramal saleh.
Abdurrahman Misno dalam buku Mari Ziarah Kubur menceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW sendiri pernah melakukan ziarah kubur ke makam ibunya yang ada di Madinah.
Rasulullah saw. pun pernah menyampaikan bahwa berziarah kubur dapat mengingatkan manusia dengan akhirat.
Hal ini sebagaimana dalam hadits riwayat sahabat Buraidah RA, Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:
“Aku pernah melarang kalian berziarah kubur. Sekarang telah diizinkan untuk Muhammad menziarahi makam ibunya. Maka berziarahlah karena berziarah kubur itu dapat mengingatkan dengan akhirat” (HR. Tirmidzi)
2.Terampuni Dosanya
Salah satu hikmah dari berziarah kubur yaitu terampuni dosanya.
Sebagaimana yang terdapat dalam kitab al-Mu’jam al-Kabir lit Tabhrani juz 19:
حدثنا محمد بن أحمد أبو النعمان بن شبل البصري, حدثنا أبى, حدثنا عم أبى محمد بن النعمان عن يحي بن العلاء البجلي عن عبد الكريم أبى أمية عن مجاهد عن أبى هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم “من زار قبر أبويه أو احدهما فى كل جمعة غفر له وكتب برا
Artinya: “Rasulullah bersabda: Barangsiapa berziarah ke makam kedua orang tuanya atau salah satunya setiap hari Jumat, maka Allah mengampuni dosa-dosanya dan ia tercatat sebagai anak yang taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya” (HR Abu Hurairah).

Menulis itu tidak selalu dengan paragraf-paragraf yang panjang. Menulislah tentang perasaan kita dan tentang apa yang ada dipikiran kita. Tanpa tersadar, kita sesungguhnya telah menulis.
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News