Geisha Putri Ramadhani Anggota Wongso Art Yunior Tampilkan Goresan Kuas di Creative Fusion Festival

Geisha Putri Ramadhani bersama Ketua Komunitas Wongso Art, Yuli Hartono saat acara Creative Fusion Festival 2025, di Gedung Sasana Krida Perwira, pada 10 hingga 11 Desember 2025.
Geisha Putri Ramadhani bersama Ketua Komunitas Wongso Art, Yuli Hartono saat acara Creative Fusion Festival 2025, di Gedung Sasana Krida Perwira, pada 10 hingga 11 Desember 2025.

TABLOIDELEMEN.com – Lukisan Geisha Putri Ramadhani berhasil mencuri perhatian publik dalam perhelatan bergengsi Creative Fusion Festival 2025.

Pelukis muda berbakat yang menjadi anggota Komunitas Wongso Art Yunior Purbalingga ini memajang deretan karya visual yang memukau di Gedung Sasana Krida Perwira, pada 10 hingga 11 Desember 2025.

Siswi kelas 9G SMP Negeri 2 Purbalingga ini menampilkan figur anggun wanita Jepang yang bersanding harmonis dengan lanskap alam yang menyuarakan pesan krusial mengenai urgensi pelestarian lingkungan.

Ketua Komunitas Wongso Art, Yuli Hartono menjelaskan, dalam proses kreatifnya, Geisha menerapkan teknik pencampuran warna cat secara langsung.

Metode ini terbukti menyuguhkan efisiensi kerja prima sekaligus memunculkan hasil visual yang jauh lebih bersih dan tajam.

Bacaan Lainnya

“Kualitas teknis inilah yang membuat panitia meloloskan karya Geisha melewati seleksi kurasi yang ketat,” katanya saat acara, Sabtu 13 Desember 2025.

Ia memaparkan, komunitas Wongso Art mempunyai pogram Wongso Yunior sebagai upaya untuk mengenalkan seni lukis kepada siswa.

“Geisha menjadi satu dari ratusan siswa yang telah rutin mengikuti program Wongso Art Yunior melalui zona kreatif di GOR Goentoer Darjono yang terselenggara setiap hari Minggu,” kata Yuli.

Geisha Putri Ramadhani mengaku, bergabung dengan Wongso Art Yunior melampaui sekadar kebanggaan artistik.

Ia menyimpan misi luhur untuk memikat hati para kolektor seni profesional agar meminang karyanya.

Geisha sadar betul, pundi-pundi rupiah dari penjualan lukisan sanggup menopang kebutuhan operasional harian.

Ia memiliki hasrat kuat untuk meringankan beban ekonomi sang ibu yang kini berjuang sendirian sebagai orang tua tunggal.

Karena, sepeninggal mendiang ayahnya, Juatno. Siswanti sang ibu mengambil peran sentral dalam hidup Geisha.

“Seni bagi saya bukan sekadar hobi sesaat, melainkan jalan berbakti kepada ibu dan napas kehidupan,” tutur Geisha

 

Pos terkait