Hutan Purbalingga
Peneliti Ekspedisi Sisik Naga, Ika Bhineka Lestari menambahkan, selain Rhizanthes Zippelii setidaknya ada 74 spesies flora.
Mulai dari tumbuhan bawah, semak, perdu, liana, sampai pohon yang teridentifikasi dalam ekspedisi.
Pendataan menggunakan analisis vegetasi untuk mendata struktur dan komposisi tumbuhan.
Metodenya menggunakan line transek, tumbuhan di data komposisi semai, tiang, pancang dan pohon.
“Kemudian kita analisis dengan menghitung indeks keragaman, kemerataan, kekayaan jenisnya serta indeks nilai pentingnya,” kata Ika yang mewakili Bio Explorer, Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman.
Kemudian, untuk faunanya, dari rangkaian penelitian lapang setidaknya telah teridentifikasi 64 jenis burung, 13 jenis mamalia, 15 jenis odonata (capung).
Lalu, 9 jenis anura (katak), 5 jenis squamata.
Peneliti Ekspedisi Sisik Naga, Hijrah Utama menyebutkan dari temuan tersebut ada beberapa spesies yang masuk kriteria terancam punah.
Misalnya, dari keluarga burung, ada Elang Jawa (Nizaetus bartelsii), Julang Emas (Rhyticeros undulatus), Pelatuk Kelabu Besar (Mulleripicus pulverulentus) atau Sikatan Cacing (Cyornis Banyumas).
Dari 64 spesies, ada 7 jenis burung yang masuk kategori Status International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN).
Yaitu, Vulnerable (rentan), Endangered Species (genting), atau bahkan Critically Endangered (kritis),” katanya.
Kemudian, dari sektor mamalia juga ada yang terancam punah seperti Owa Jawa (Hylobates moloch), Lutung (Trachypithecus auratus),
Ada juga Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Rekrekan (Presbytis fredericae), Macan Tutul (Panthera Pardus melas).
Serta Trenggiling (Manis javanica). Selain itu, temuan capung (odonata), katak (anura), reptilia juga cukup melimpah.
“Ini membuktikan kekayaan dan keragaman flora dan fauna di Kawasan Perbukitan Sisik Naga yang kondisi alamnya masih relatif cukup terjaga,” kata Hijrah yang juga penyuluh kehutanan setempat dari DLHK Provinsi Jawa Tengah.
Ekspedisi Sisik Naga Temukan Bunga Rafllesia
Penelitian Lapang Ekspedisi Sisik Naga dilakukan pada 25-28 Oktober 2024.
Kemudian, peneltian lanjutan pada 16 dan 30 November 2024.
Pelaksana kegiatan itu lintas komunitas pecinta alam Purbalinga yang didukung oleh peneliti dari Bio-Explorer, Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED).
Yayasan Astra Honda Motor (Yayasan AHM) turut hadir sebagai sponsor utama karena ingin menjadi bagian penting dalam mendukung terlaksananya agenda-agenda konservasi.
Hal ini juga sejalan dengan program-program yang bertujuan menjaga biodiversity dan mendukung aksi terkait climate change, sesuai dengan target SDGs.

Menulis itu tidak selalu dengan paragraf-paragraf yang panjang. Menulislah tentang perasaan kita dan tentang apa yang ada dipikiran kita. Tanpa tersadar, kita sesungguhnya telah menulis.
Baca update artikel lainnya di Google News