Awas! Anak Kecanduan Game Online

Pratiwi Yogi Wati
Pratiwi Yogi Wati

Fenomena kecanduan  bermain game online dengan menggunakan telepon selular (ponsel) pada  anak  sekolah berada  pada  situasi  mengkhawatirkan.

Baca Juga: Ketua PWI Purbalingga, Joko Santoso: Media Tidak Mengangkat Pelabelan dan Diskriminasi yang Dapat Menutup Masa Depan Anak

Penggunaan ponsel yang terus-menerus tanpa mengenal waktu berpotensi mengganggu tumbuh kembang anak serta membuat kecanduan.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Awasi Data Pribadi di Medsos Agar Tak Mudah Diretas

Guru Bimbingan Konseling  di SMK Maarif NU Bobotsari, Pratiwi Yogi Wati mengatakan, sebenarnya kepemilikan ponsel para siswa ini bertujuan untuk mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi covid-19.

Namun, banyak yang menyalagunakan untuk bermain game online. Durasi bermainyapun lebih lama dibandingkan dengan mengerjakan tugas PJJ.

“Selain  menjadi  alat  komunikasi  dan sumber  informasi,  ponsel pasti dilengkapi  berbagai  fitur. Namun, banyak disalahgunakan untuk bermain game online. Durasinya lebih lama dibandingkan dengan waktu belajar,” kata Pratiwi

Ia menambahkan, tidak  semua yang  bermain  game online  langsung   disebut kecanduan. Penggunaan ponsel pada anak dan remaja lebih dari 3 jam sehari menyebabkan mereka rentan kecanduan ponsel.

“Anak  kecanduan  ponsel menjadi  tantangan  serius.  Anak yang rentan mengalami kecanduan ponsel berada di rentang usia 7-18 tahun. Hanya  saja,  tidak  semua  orangtua mengetahui bahwa anaknya terindikasi kecanduan ponsel,” katanya

Solusi sederhana lanjut Pratiwi, orangtua wajib ikut memperhatikan aktifitas anak selama menggunakannya. Kepemilikan ponsel anak bukan hal yang salah, namun harus ada komitmen antara orangtua dan anak.

“Misalnya, untuk anak usia dini, hanya boleh menggunakan ponsel hanya satu jam. Jika si anak melanggar, orangtua bisa mengambil ponsel tersebut. Untuk anak jenjang diatasnya, orang tua wajib memberikan pengertian. Harus mengutamakan komunikasi dan diskusi. Arahkan anak kepada hal positif serta bangun komitmen yang baik dengan anak dalam pengaturan penggunaan ponsel,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *