Fenomena kecanduan bermain game online dengan menggunakan telepon selular (ponsel) pada anak sekolah berada pada situasi mengkhawatirkan.
Penggunaan ponsel yang terus-menerus tanpa mengenal waktu berpotensi mengganggu tumbuh kembang anak serta membuat kecanduan.
Baca Juga: Awasi Data Pribadi di Medsos Agar Tak Mudah Diretas
Guru Bimbingan Konseling di SMK Maarif NU Bobotsari, Pratiwi Yogi Wati mengatakan, sebenarnya kepemilikan ponsel para siswa ini bertujuan untuk mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi covid-19.
Namun, banyak yang menyalagunakan untuk bermain game online. Durasi bermainyapun lebih lama dibandingkan dengan mengerjakan tugas PJJ.
“Selain menjadi alat komunikasi dan sumber informasi, ponsel pasti dilengkapi berbagai fitur. Namun, banyak disalahgunakan untuk bermain game online. Durasinya lebih lama dibandingkan dengan waktu belajar,” kata Pratiwi
Ia menambahkan, tidak semua yang bermain game online langsung disebut kecanduan. Penggunaan ponsel pada anak dan remaja lebih dari 3 jam sehari menyebabkan mereka rentan kecanduan ponsel.
“Anak kecanduan ponsel menjadi tantangan serius. Anak yang rentan mengalami kecanduan ponsel berada di rentang usia 7-18 tahun. Hanya saja, tidak semua orangtua mengetahui bahwa anaknya terindikasi kecanduan ponsel,” katanya
Solusi sederhana lanjut Pratiwi, orangtua wajib ikut memperhatikan aktifitas anak selama menggunakannya. Kepemilikan ponsel anak bukan hal yang salah, namun harus ada komitmen antara orangtua dan anak.
“Misalnya, untuk anak usia dini, hanya boleh menggunakan ponsel hanya satu jam. Jika si anak melanggar, orangtua bisa mengambil ponsel tersebut. Untuk anak jenjang diatasnya, orang tua wajib memberikan pengertian. Harus mengutamakan komunikasi dan diskusi. Arahkan anak kepada hal positif serta bangun komitmen yang baik dengan anak dalam pengaturan penggunaan ponsel,” imbuhnya.

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News