Tawasul, Satu Cara Umat Islam dalam Berdoa kepada Allah SWT

Tawasul. Foto: tabloidjawatimur.com
Tawasul. Foto: tabloidjawatimur.com

TABLOIDELEMEN.com – Tawasul tentunya menjadi salah satu cara umat Islam dalam berdoa kepada Allah SWT.

Mengerjakan Tawasul dapat dengan wasilah amal, wasilah orang-orang yang dekat dengan Allah atau wasilah lainnya.

Melansir laman NU Online, Tawasul yang secara bahasa artinya perantara dan mendekatkan diri ini tertulis dalam firman Allah SWT:

Bacaan Lainnya

يآأَيُّهاَ الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, ” (Al-Maidah:35).

Jadi tawasul merupakan pintu dan perantara doa untuk menuju atau mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Macam-macam Tawasul

Kiai Wazir yang merujuk pada beberapa kitab tafsir menyampaikan macam-macam tawasul dengan mengacu pada surat Al Maidah ayat 35:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya (wasilah) dan berjihadlah pada jalan-Nya supaya kalian mendapat keberuntungan”.

Berikut ini macam-macam tawasul:

1.Tawasul bi asmaillah (tawasul dengan nama Allah)

Tawasul ini merupakan paling tinggi. Misalnya, a’ûdzu biqudratillah, a’udzu bi izzatillah dan yang lainnya.

Selain itu, tawasul ini juga bisa dengan menyebut asmaul husna, baik itu secara lengkap ataupun sebagian atau tawasul dengan ismul a’dham.

2.Tawasul bi a’mal shalihat (tawasul dengan amal yang baik)

Tawasul yang satu ini, menurut Kiai Wazir dengan kisah 3 orang sahabat dalam kitab Riyadus Shalihin.

Kisahnya, dalam perjalanan 3 orang sahabat ini menemukan gua kemudian mereka masuk ke dalam.

Saat sudah masuk, tiba-tiba ada angin kencang yang merobohkan batu besar sehingga menutupi gua.

Mereka pun mengalami kesulitan, seminggu tidak makan dan memanggil-manggil orang tidak ada yang dengar.

Mereka kemudia muhasabah. Seorang dari mereka berdoa dan bertawasul dengan perbuatan birrul walidain (berbuat baik kepada orang tua).

Akhirnya batu terdorong angin besar, dan ada sinar matahari. Kemudian yang lain berdoa dengan amal unggulannya hingga akhirnya batu tergeser sedikit demi sedikit.

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *