Mengurai Impian Indonesia Emas 2045
Tamara Rizkyanu Arta menceritakan, ssai berisi keprihatinan terhadap berbagai tantangan bangsa Indonesia dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Tamara menyoroti potensi besar bangsa, namun juga menyertakan kritik reflektif terhadap berbagai ancaman jika potensi itu tidak ada pengelolaan yang bijak.
Ada bonus demografi, tapi jika salah kelola, bisa menjadi bom waktu. Kekayaan alam, tapi jika terus tereksploitasi, bisa menjadi kutukan.
“Ada teknologi, tapi jika salah menggunakan akan menjadi bencana. Dan ada kita generasi muda yang kadang tak mendapat ruang. Namun juga belum cukup berani menciptakannya sendiri,” kata Tamara.
Kepala SMA Negeri 1 Bukateja, melalui guru pembimbing Tamara, Isnan Adi Priyatno, menyampaikan rasa bangga atas capaian siswinya.
Ia menilai keberhasilan ini merupakan buah dari kerja keras, semangat belajar, dan keberanian Tamara dalam menuangkan gagasan kritis melalui tulisan.
Prestasi ini menjadi bukti bahwa pelajar SMA, khususnya dari daerah, mampu bersaing di tingkat nasional.
“Kami berharap, ke depan semakin banyak kompetisi menulis yang dapat menjadi wadah bagi pelajar untuk mengasah kemampuan literasi dan berpikir kritis,” katanya.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News