TABLOIDELEMEN.com – SMA Negeri 1 Kutasari menggelar Talkshow Bhineka Tunggal Ika sebagai bagian dari Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), Senin 21 Agustus 2023.
Dalam Talkshow P5 yang mengangkat tema “Merajut Nilai-Nilai Keindonesiaan” ini, menghadirkan content writter, Bangkit Wismo dan Budayawan Purbalingga, Agus Sukoco.
Bangkit Wismo menekankan pentingnya critical thinking bagi Generasi Z, di tengah kemudahaan akses informasi di dunia digital.
“Critical thinking akan membuat kita tidak mudah terhasut, digiring dan dibohongi dengan berbagai informasi yang ada di media digital,” kata Bangkit di aula pertemuan SMA Negeri 1 Kutasari.
Ia mengatakan, dengan kemauan terus belajar dan berpikiran terbuka, pelajar dapat membentuk pola pikir yang kritis.
“Paling gampang adalah dengan menanamkan semangat kolaborasi dalam setiap aktvitas kita. Tentunya dalam hal-hal yang positif,” imbuh Bangkit.
Merajut Nilai-Nilai Keindonesiaan
Sementara Budayawan Purbalingga, Agus Sukoco berharap pelajar di Kabupaten Purbalingga harus berani berjuang demi passion.
Walau begitu, tetap dengan berpegang teguh pada nilai moralitas dan integritasnya.
“Mulai sekarang ini, miliklah sebuah passion. Dan, berproseslah dengan passion tersebut,” kata Budayawan Purbalingga, Agus Sukoco.
Secara tegas, Agus Sukoco berkata, anak muda harus mampu tumbuh dan berkembang menjadi generasi emas.
Namun, ketika berproses tanpa harus mengabaikan tatanan nilai moral di masyarakat dan integritas dirinya.
Kedaulatan Bangsa Indonesia tidak hanya sebatas teriorial.
Ketika anak muda sudah kehilangan ke-Indonesia-annya, malah ingin menjadi Amerika, Korea, Eropa.
Maka pastilah kedaulatan bangsa ini mulai goyah.
Oleh karena itu, kenali diri dan bangsa ini dengan benar. Kalau memang burung, jangan malah ingin menjadi ikan yang berenang. Harusnya terbang.
“Kalau ada istilah wong Jawa aja ilang Jawane, maka Orang Indonesia juga jangan sampai kehilangan ke-Indonesia-annya,” tambahnya.
Kepala SMA Negeri 1 Kutasari, Kurnianingsih menjelaskan, agenda talkshow ini menjadi salah satu upaya sekolah untuk membangun karakter murid yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
“Dengan melibatkan pembicara dari luar sekolah, semoga siswa kami bisa cepat belajar sekaligus terinspirasi untuk menjadi pribadi yang berkarakter,” kata Kurnianingsih.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News