Terbuka untuk Umum
Ia mengatakan, meski ini program screening film, namun di Kabupaten Purbalingga juga menampilkan kesenian lain bahkan hingga Banyumas Raya.
”Selain pemutaran film antikorupsi, ada seni musik, tari, melukis bersama, baca puisi, pentas teater, stand up commedy, permainan tradisional, bazar UMKM, dan diskusi publik,” ungkap Nanki Nirmanto yang juga Direktur Festival Film Purbalingga (FFP).
Total pemutaran film ada sembilan film ACFFest, dua dari Purbalingga hasil garapan pelajar.
Kemudian, ada sekira 14 grup dan seniman serta empat narasumber diskusi yang akan menyemarakan sinemAKSI di Purbalingga.
Visual kegiatan ”Purbalingga Lawan Korupsi!” yaitu sketsa gedung Purbalingga Islamic Center (PIC), proyek multiyears yang gagal penyelesaian pembangunan oleh Pemerintah Kabupaten Purbalingga.
“Karena skandal korupsi Bupati Purbalingga yang saat itu pada 2018 berhasil tertangkap tangan oleh KPK,” katanya.
SinemAKSI usai pemutaran film rencananya akan menghadirkan Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK RI, Dr. Ir. Wawan Wardiana M.T.
Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Dr. Jebul Suroso, S.Kp., Ns., M.Kep
Serta, Ketua PCNU Kabupaten Purbalingga, H. Ulil Archam, S.E.Ak., M.Si, dan Direktur CLC Purbalingga, Bowo Leksono.
Bowo Leksono mengatakan, kampanye antikorupsi harus sesering mungkin
”Kami sebagai seniman, kampanye antikorupsi dengan cara berkarya agar pesan sembilan nilai antikorupsi tertanam dan dipahami masyarakat,” kata penerima penghargaan Insan Penggerak Komunitas Film ACFFest 2014.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News