8.Durma
Durma merupakan fase kehidupan harus lebih banyak didermakan untuk orang lain, bukan mencari kenikmatan hidup lagi (gula).
Macapat ini menggambarkan peristiwa duka, selisih, dan juga kekurangan akan sesuatu berkarakter tegas, keras, dan amarah yang menggebu-gebu.
9.Pangkur
Pangkur merupakan fase uzla (pangkur=menghindar), fase menyepi, fase kontemplasi, mendekatkan diri kepada Gusti Allah
Tentunya menjauhkan diri dari gemerlapnya hidup. Tembang ini berkarakter gagah, kuat, perkasa, dan hati besar.
10.Megatruh
Megatruh merupakan fase penutup kehidupan dunia di mana roh meninggalkan badan (megat=memisahkan). Tembang ini mengisahkan kesedihan dan kedukaan.
11.Pucung
Pucung merupakan fase kembali kepada Allah, Sang Murbeng Dumadi, Sangkan Paraning Dumadi.
Mulai dengan menjadi pocung (jenazah), fase menuju kebahagiaan sejati, bertemu dengan yang Maha Suci.
Ada pula yang mengatakan pucung berasal dari kudhuping gegodhongan atau kuncup dedaunan yang segar, tembang ini menceritakan hal-hal lucu dan tebak-tebakan.

Satu di antara cara untuk mendapatkan hasil menulis yang maksimal adalah dengan melihatnya sebagai sebuah petualangan.
Hanya dengan berpetualangan, saya mengetahui dan menemukan keberagaman materi tulisan.
Baca update artikel lainnya di Google News