Ideologi dan dasar negara
Lalu, pentingnya ideologi dan dasar negara, Pancasila, terus dibumikan dan dibunyikan dalam seluruh ruang dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
“Oleh karena itu Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika atau yang lebih populer disebut Empat Pilar MPR menjadi bagian penting,” ujar pria asal Banyumas, Jawa Tengah, itu.
Sementara itu, salah satu guru besar sekaligus reviewer, Prof. Dr. Gunarto menjabarkan 3 hal yang membuat Unissula memberi gelar Profesor kehormatan pada Ma’ruf.
Rektor Unissula ini mengatakan perjuangan untuk memperoleh guru besar kehormatan di bidang hukum di Unissula semua mengikuti prosedur sesuai dengan Peraturan Mendikbud Ristek No. 38 Tahun 2021.
“Ada prosedur penting yang ingin saya sampaikan terkait seseorang yang berhak mendapat gelar guru besar kehormatan,” ujar Gunarto.
Menurutnya, orang itu harus melahirkan gagasan pemikiran baru di bidang hukum yang berguna untuk pembangunan bangsa dan kesejahteraan seluruh rakyat indonesia.
Ia menerangkan Ma’ruf Cahyono telah memberikan gagasan baru, yaitu melahirkan gagasan tentang Lembaga Pengkajian MPR yang telah memberi kontribusi dalam proses ketatanegaraan di Indonesia.
Adapun kontribusi itu melahirkan konvensi ketatanegaraan tentang laporan kinerja lembaga-lembaga negara di setiap tahun pada bulan Agustus.
Kedua, gagasan penting yang berguna untuk kepentingan bangsa dan negara, yakni reformasi kelembagaan MPR. Dari MPR lahir Lembaga Pengkajian MPR yang terus memberikan pemikiran besar, sehingga MPR semakin dipercaya dan memiliki reputasi hingga dunia internasional.
Ia pun menyebutkan Ma’ruf telah menulis dan mempublikasikan artikel di berbagai jurnal yang terakreditasi.
Saat sebelum dan sesudah reformasi, nilai-nilai itu tidak menjadi perhatian. Lembaga BP7 pun dibubarkan dan peraturan terkait P4 juga dicabut.
“Oleh karena itu inisiatif dari MPR untuk membumikan dan membunyikan kembali nilai-nilai Empat Pilar,” tuturnya.
Ketiga, dalam demokrasi, suara rakyat adalah paling utama. Partisipasi publik adalah penting.
Oleh karena itu, ada terobosan yang diperlukan agar partisipasi publik bisa dikelola secara baik, tidak ada yang tertinggal, semua unsur terwakili, dan semua suara bisa diakomodir sehingga bisa diformulasi menjadi satu kebijakan yang nanti kembalinya juga untuk rakyat.
“Kebijakan yang demokratis berasal dari rakyat, bisa dikontrol oleh rakyat, dan juga manfaatnya dirasakan oleh rakyat,” tegasnya.
Sebagai informasi, dalam prosesi pengukuhan ini Ma’ruf Cahyono didampingi oleh para guru besar sebagai reviewer, antara lain Prof. Dr. Gunarto; Prof. Dr. Anis Masdurohatun; Dr. Bambang Tri Bawono; dan Prof. Dr. Sri Endah Wahyuningsih.
Turut hadir Rektor Unsoed Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodik MSc.Agr; Dekan FH Unsoed Prof. Dr. Muhammad Fauzan SH., MHum; dan Staf Khusus Pimpinan MPR, Prof. Dr. Djafar Hafsah.
Hadir pula profesor dan akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Tengah, seperti Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Universitas Islam Negeri Prof. KH. Saifuddin Zuhri (UIN) Purwokerto, dan Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto (UNU).

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update artikel lainnya di Google News