TABLOIDELEMEN.com – Pemerintah Kabupaten Purbalingga menggelar Gelar Pengawasan Daerah (Larwasda) sebagai langkah strategis memacu kinerja, bukan hanya rutinitas administratif belaka.
Sekretaris Daerah (Sekda) Herni Sulasti menegaskan poin penting itu kala membuka acara pada Pendapa Dipokusumo, Senin 1 Desember 2025.
Herni menyoroti ketimpangan antara nilai Monitoring Controlling Surveillance for Prevention (MCSP) yang menyentuh angka fantastis 97,05 dengan hasil Survei Penilaian Integritas (SPI).
Menurutnya, celah ini menandakan kebijakan pemerintah belum sepenuhnya menyentuh para pemangku kepentingan.
“MCSP dan SPI bukan sekadar angka, tetapi alat ukur komitmen kita mencegah korupsi. Ini pekerjaan rumah besar bagi kita semua,” tegas Herni.
Oleh sebab itu, Sekda meminta Inspektorat mengubah pola pikir.
Sebagai instansi peraih Kapabilitas APIP Level 3, Inspektorat wajib menularkan prestasi kepada organisasi lain.
Herni melarang Inspektorat hanya mencari kesalahan, tetapi harus memperkuat pendampingan agar administrasi bebas masalah.
Inspektur Daerah, Ato Susanto, turut memaparkan laporan kinerja pengawasan tahun 2024.
Kabupaten Purbalingga sukses mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sembilan kali berturut-turut serta menjaga indeks Reformasi Birokrasi pada angka 81,91.
Puncak acara memuat sesi penganugerahan bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) berkinerja prima.
Inspektorat Daerah, Bakeuda, dan Bapelitbangda menduduki peringkat teratas kategori Evaluasi AKIP.
Sementara itu, Kecamatan Purbalingga memimpin kategori kecamatan, bersanding dengan Kecamatan Karangreja dan Rembang.
Panitia juga memberi apresiasi kepada desa-desa yang responsif menindaklanjuti rekomendasi audit, seperti Desa Gembong dan Jingkang.
Agenda Larwasda makin lengkap berkat paparan materi dari BPKP Perwakilan Jateng dan Inspektorat Provinsi.
Peserta juga mengikuti bimbingan teknis optimalisasi laporan kinerja melalui aplikasi SINTA lan RAMA (Sintem Informasi Tindak Lanjut Rekomendasi Audit Mandiri).

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News















