TABLOIDELEMEN.com – Ryan Rachman, wartawan yang juga Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Purbalingga, mendapatkan penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustakaloka dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI.
Ryan menerima penghargaan dari Kepala Perpusnas RI, Muhammad Syarif Bando untuk kategori Jurnalis Peduli Literasi pada malam penganugerahan Gemilang Perpustakaan di Gedung Bhakti Graha Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu 11 Oktober 2023 malam.
“Alhamdulillah, terima kasih atas penghargaan. Kepada Dinarspus atas dukungannya. Semoga bisa membuat saya semakin gencar membantu budaya literasi di Purbalingga lewat karya jurnalistik,” kata Ryan.
Selain sering menulis berita tentang kegiatan literasi, Ryan juga bergiat di dunia literasi sebagai penulis karya sastra yang telah menelurkan sejumlah buku puisi dan cerpen serta bergiat di Komunitas Teater Sastra Perwira (Katasapa) Purbalingga serta mengelola pojok baca di Desa Bumisari.
Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan (Dinarspus) Kabupaten Purbalingga, Sadono mengatakan, pihaknya mengusulkan empat nama untuk penghargaan tersebut.
Masing-masing Parimin pengelola Pos Baca Aman Desa Penican Kemangkon.
Lalu, Agus Sukoco kategori pegiat literasi, dan Ryan Rachman wartawan Suara Merdeka kategori jurnalis peduli literasi.
“Usulan Agustus lalu dan seleksinya oleh Perpusnas. Alhamdulillah Purbalingga dapat satu untuk kategori jurnalis. Selamat kepada Ryan Rachman yang sudah mendapatkan penghargaan tersebut,” katanya.
Dia berterimakasih atas kepeduliannya terhadap dunia literasi di Purbalingga. Harapannya bisa memotivasi pegiat literasi lainnya sehingga Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) di Purbalingga naik, sebab saat ini masih tergolong rendah.
Selain Ryan, sebelumnya pegiat literasi di Purbalingga pernah mendapatkan penghargaan serupa.
Mereka pengelola Limbah Pustaka Muntang Kemangkon, Rr Handarti dan pengelola Kuda Pustaka Serang Karangreja, Ridwan Sururi.
SMAN 1 Bobotsari juga pernah menjadi juara 2 Perpustakaan Sekolah Tingkat Nasional

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News