Rumah Mualaf MUI Purbalingga Terbentuk, Bupati Tiwi Siap Dukung Sinergi Pemberdayaan Ekonomi

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) usai Pengukuhan Pengurus Rumah Mualaf Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purbalingga Masa Khidmat 2022 - 2027 di Pendopo Dipokusumo, Rabu, Januari 2023. Foto: Humas dan Protokol Setda Purbalingga
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) usai Pengukuhan Pengurus Rumah Mualaf Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purbalingga Masa Khidmat 2022 - 2027 di Pendopo Dipokusumo, Rabu, Januari 2023. Foto: Humas dan Protokol Setda Purbalingga

TABLOIDELEMEN.com –  Program Rumah Mualaf Majelis Ulama Indonesia (MUI) Purbalingga terbentuk. Saat ini terdata ada 73 orang mualaf yang berpartisipasi.

Namun, Rumah Mualaf ini baru sebatas nama, belum ada bangunannya.

Ketua MUI Kabupaten Purbalingga, Roghib Abdurrahman mengungkapkan, selama ini di Purbalingga ada FKMP (Forum Komunikasi Mualaf Purbalingga), ada MCA (Mualaf Centre ‘Aisyiyah) di Kecamatan Purbalingga dan Mrebet.

Bacaan Lainnya

“Jadi Rumah Mualaf ini akan mewadahi ketiga lembaga tersebut menjadi terpusat dan saya meyakini masih ada mualaf yang belum terdata,” kata Pengasuh Pesantren Daarul Ishlah Sokawera, Padamara, usai Pengukuhan Pengurus Rumah Mualaf MUI Kabupaten Purbalingga Masa Khidmat 2022 – 2027 di Pendopo Dipokusumo, Rabu, 25 Januari 2023.

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) siap mendukung Rumah Mualaf, yakni dalam hal pemberdayaan ekonomi.

“Tidak hanya dari Baznas, Pemkab Purbalingga bisa ikut mensupport pemberdayaan ekonomi karena banyak program untuk pelaku UMKM termasuk dana stimulan dan para mualaf bisa menjadi sasaran penerima,” kata Bupati Tiwi

Dia juga berharap pengurus Rumah Mualaf Purbalingga yang terkukuh bisa istiqomah menjalankan tugas mewujudkan apa yang menjadi visi misi organisasi.

“Dengan adanya Rumah Mualaf ini, maka sudah ada wadah resmi sehingga pendampingan bisa lebih maksimal,” imbuhnya.

Menurut Bupati Tiwi yang perlu adaya pendataan jumlah mualaf di Purbalingga sehingga berbagai program bisa menyentuh secara merata.

“Baik program pemberdayaan ekonomi, pendampingan hukum, pendampingan sosial dan yang terpenting adalah pendampingan keagamaan berkelanjutan dan komprehensif,” katanya.

Sekretaris Mualaf Centre Jawa Tengah, Multazam Ahmad mengungkapkan setelah pengurus dikukuhkan, diharapkan bisa segera menjalankan tugasnya. Salah satunya tidak membiarkan para mualaf tanpa pendampingan.

“Akidah harus kita kawal jangan sampai orientasi pindah Islam karena sesaat,” katanya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *