TABLOIDELEMEN.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga menyatakan wilayah Purbalingga tergolong dalam kategori risiko ‘Sedang’ terjadinya bencana.
Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), skor indeks Purbalingga pada tahun 2022 adalah 139,78 dan menurun menjadi 130,82 pada tahun 2023.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purbalingga, Prayitno mengatakan, Pemkab Purbalingga melalui BPBD terus berupaya menurunkan angka IRBI sesuai target sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045.
“Pada tahun 2025, target IRBI dalam dokumen RPJPD diharapkan menurun menjadi 127,16,” ungkap Prayitno, Senin 7 September 2024.
Prayitno mengungkapkan, berdasar kajian risiko bencana di Purbalingga tahun 2024-2029, dari 18 kecamatan yang ada di Purbalingga, semuanya berpotensi terjadinya bencana alam.
“Oleh karenanya, sangat penting pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana,” katanya.
Prayitno merinci, wilayah kecamatan dengan risiko bencana banjir seluas 12.345 hektar yang berada di 10 kecamatan
Masing-masing Kemangkon, Purbalingga, Kaligondang, Kutasari, Bobotsari, Karangmoncol,Rembang, Karangjambu, Karanganyar, dan Bukateja.
Risiko bencana gerakan tanah berpotensi pada area seluas 16.510 hektar di 13 kecamatan, kecuali Purbalingga, Kalimanah, Kemangkon, Bukateja, dan Padamara.
Kemudian kawasan yang berpotensi terdampak letusan Gunung Slamet.
Mencakup area seluas 8.015 hektar yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Karangreja, Bojongsari, dan Kutasari.
“Seluruh kecamatan berpotensi terjadi risiko bencana angin topan atau puting beliung,” katanya.

Satu di antara cara untuk mendapatkan hasil menulis yang maksimal adalah dengan melihatnya sebagai sebuah petualangan.
Hanya dengan berpetualangan, saya mengetahui dan menemukan keberagaman materi tulisan.
Baca update artikel lainnya di Google News