Purbalingga Bersholawat Jadi Puncak Peringatan Hari Santri Nasional 2023, Bupati Tiwi: Sholawat Rawat Rasa Cinta pada Nabi Muhammad SAW

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi saat hadir dalam Purbalingga Bersholawat, di Alun-alun Purbalingga, Kamis 26 Oktober 2023.
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi saat hadir dalam Purbalingga Bersholawat, di Alun-alun Purbalingga, Kamis 26 Oktober 2023.

TABLOIDELEMEN.com – Masyarakat Purbalingga menyelenggarakan Purbalingga Bersholawat, di Alun-alun Purbalingga, Kamis 26 Oktober 2023.

Hadir kegiatan dalam rangka puncak peringatan Hari Santri Nasional tahun 2023 ini, Habib Ali Zainal Abidin Assegaf dari Pekalongan  bersama grup hadrohnya Az Zahir.

“Saya berharap momentum hari santri ini mampu mebangkitkan semangat motivasi ghiroh para santri, para pemuda, untuk terus berkhidmat bagi agama, kemajuan bangsa dan negara, berkhidmat untuk Kabupaten Purbalingga tercinta,” kata Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi.

Bacaan Lainnya

Melalui sholawat kali ini, Bupati Tiwi berharap rasa nasionalisme, rasa cinta tanah air akan semakin besar.

Sehingga para santri termasuk generasi muda Kabupaten Purbalingga akan selalu siap di garda terdepan membela dan mempertahankan NKRI.

“Mudah-mudahan dengan malam ini kita bersholawat rasa cinta kita pada Kanjeng Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa salam semakin besar dengan sholawat pula semoga Allah memberikan berkah memberikan rahmat untuk Kabupaten Purbalingga,” katanya.

Habib Ali Zainal Abidin Assegaf mengungkapkan, sholawat ini tujuannya supaya tidak putus hubungan dengan nabi.

“Oleh karena itu siapapun yang punya hubungan spesial dengan nabi pasti juga akan dicintai Allah Subhanahu wa ta’ala, sebaliknya semakin jauh dari nabi semakin jauh dari Allah Subhanahu wa ta’ala,” katanya.

Habib Ali Zainal juga berpesan agar Pemilu Serentak tahun 2024 untuk benar-benar menjadikan sebagai ‘Pesta’ Demokrasi.

“Pesta adalah sesuatu yang menyenangkan. Sehingga masyarakat Indonesia tidak saling gontok-gontokan tidak saling menjelek-jelekan dan tidak saling mencaci,” katanya.

“Kita jadikan pesta ini pesta bahagia. Daripada gegeran lebih baik kita ger-geran. Pesta kok malah gelud?” imbuhnya.

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *