PGRI Jateng Tolak Keras Wacana Enam Hari Sekolah untuk SMA/SMK, Pertaruhan Peran Keluarga dan Kebutuhan Anak

Ketua PGRI Jawa Tengah, Muhdi memaparkan alasan mendasar penolakan tersebut. PGRI melihat kebijakan sekolah lima hari saat ini jauh lebih tepat
Ketua PGRI Jawa Tengah, Muhdi memaparkan alasan mendasar penolakan tersebut. PGRI melihat kebijakan sekolah lima hari saat ini jauh lebih tepat

TABLOIDELEMEN.com – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah secara tegas menyatakan penolakan terhadap wacana penerapan kembali sistem enam hari sekolah bagi jenjang SMA/SMK.

Ketua PGRI Jawa Tengah, Muhdi memaparkan alasan mendasar penolakan tersebut. PGRI melihat kebijakan sekolah lima hari saat ini jauh lebih tepat

Karena, mempertimbangkan kebutuhan perkembangan anak, kondisi keluarga, dan kesejahteraan guru.

Muhdi menekankan filosofi utama lima hari sekolah. Pasalnya, sejak awal, lima hari sekolah Pemerintah ambil agar anak mempunyai dua hari untuk keluarga.

“Tugas mendidik utama ada pada orang tua, sekolah hanya membantu. Anak-anak juga memerlukan waktu berinteraksi sosial di masyarakat,” tegas Muhdi di Semarang, Rabu 26 November 2025.

Bacaan Lainnya

Ia mengingatkan, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti sebelumnya juga menegaskan perlunya satu hari khusus dalam sepekan.

Hari itu harus menjadi ruang pengembangan diri bagi siswa dan profesionalisme guru.

Muhdi menyebut, hari Sabtu menjadi waktu ideal untuk pengembangan kompetensi guru, sekaligus waktu berkualitas bagi keluarga.

Skema lima hari sekolah, menurut PGRI, telah menghitung banyak aspek penting.

Pola ini memberi ruang bagi siswa berkegiatan di masyarakat, memberikan waktu luang bagi guru mengembangkan kompetensi

Serta yang terpenting, memberi kesempatan orang tua menjalankan peran utama mereka sebagai pendidik.

Mayoritas orang tua bekerja dengan pola libur Sabtu–Minggu, sehingga ritme sekolah lima hari lebih selaras dengan pola hidup keluarga.

“Selain itu, PGRI melihat waktu tempuh siswa SMA/SMK yang umumnya jauh, membuat kegiatan dalam lima hari sekolah menjadi lebih efisien dari segi transportasi,” katanya.

Menolak Dalih Pengawasan Siswa

Menurutnya, PGRI Jawa Tengah menyoroti bahwa pengawasan terhadap siswa tidak dapat menjadi dalih mengubah kebijakan enam hari sekolah.

Muhdi menegaskan, pengawasan merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua dan pihak sekolah.

PGRI telah menyampaikan masukan resmi ini kepada pemerintah provinsi, termasuk dalam forum diskusi yang Pemerintah Daerah gelar.

Pihaknya berharap Pemerintah tidak mengubah kebijakan hanya karena pertimbangan sesaat.

“PGRI jelas menolak pemberlakuan enam hari sekolah. Format yang berjalan ini sudah baik, mari kita kembangkan,” kataanggota DPD RI tersebut.

Ia menambahkan, siswa memerlukan waktu di luar sekolah mengasah minat dan bakat mereka, baik dalam olahraga maupun keterampilan non-akademik lainnya.

“Jika tidak ada waktu luang, bagaimana anak berlatih sepak bola, bulu tangkis, atau mengasah potensi yang justru membuka jalan sukses mereka,” tegas Muhdi

 

 

Pos terkait