TABLOIDELEMEN.com – Pertandingan Cabang Olahraga (Cabor) Pencak Silat menutup Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) tingkat Kabupaten Purbalingga, di Sasana Krida Perwira GOR Indoor Jumat 25 April 2025.
“Pertandingan Cabor Pencak Silat menutup gelaran POPDA tingkat Kabupaten Purbalingga. Terima kasih kepada seluruh peserta dan panitia,” kata Kepala Dinporapar Purbalingga, R Budi Setiawan.
Ia mengapresiasi keikutrsertaan 497 atlet cabor pencak silat.
Baik tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Ini merupakan kepesertaan terbanyak dari cabor yang ada. Prestasi tahun lalu 4 emas dan 2 perunggu,” katanya.
Ia berharap, seluruh atlet pencak silat dapat mempertahankan prestasi tahun 2024 lalu dan bisa menorehkan prestasi di POPDA tingkat Provinsi Jateng tahun 2026.
Karena pencak silat merupakan cabor andalan Kabupaten Purbalingga.
“Dari 497 peserta ini nantinya akan mewakili Kabupaten Purbalingga hanya 3 atlet terbaik,” katanya.
Ketua Panitia sekaligus Sekretaris IPSI Kabupaten Purbalingga, Yusuf Bayu mengatakan, para pemenang dari tingkat SMP dan SMA nantinya akan mengikuti seleksi oleh tim ahli IPSI.
Seleksi meliputi teknik, fisik, dan penampilan saat pertandingan.
Nantinya akan terpilih 3 atlet perwakilan Kabupaten Purbalingga dalam POPDA tingkat Provinsi Jateng.
“Tim ini merupakan perwakilan dari setiap perguruan pencak silat di Kabupaten Purbalingga,” katanya.
Atlet pencak silat asal SMAN 1 Purbalingga, Monika yang sudah pernah meraih juara 1 dan 2 di Kejurkab dan Kejurlat berharap dapat lolos mewakili Kabupaten Purbalingga.
“Semoga bisa lolos seleksi dan maju ke tingkat Provinsi Jateng. Agar semakin menambah pengalamannya dalam bertanding,” katanya.
Septiana, atlet pencak silat dari SMP Negeri 2 Kalimanah yang meraih juara 2 dalam POPDA tingkat Kabupaten Purbalingga juga berharap dapat lolos seleksi.
Ia mengusai kategori seni dengan tangan kosong, golok, dan toya.
“Saya akan lebih giat lagi latihan agar bisa juara 1, dan semoga IPSI di Purbalingga semakin jaya,” katanya.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News