TABLOIDELEMEN.com – Pemerintah mulai menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT).
Namun, masyarakat menilai penyaluran BLT tidak tepat sasaran, sehingga banyak keluhan tertuju kepada Kepala Desa lewat WhatsApp.
Seperti di Desa Sengkanayu, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga. Setidaknya ada sepuluh persen warga miskin yang justru tidak mendapatkan bantuan apa pun dari pemerintah.
“Sejak penyaluran BLT dimulai, WA dibanjiri pesan berisi keluhan dan protes penyaluran BLT tidak tepat sasaran dan masih banyak warga miskin yang tidak menerima bantuan apa pun,” kata Kepala Desa Sangkanayu Ali Nur Setiawan Ali, Kamis, 15 September 2022.
“Saya bingung dan tidak bisa berbuat banyak. Pasalnya data keluarga penerima manfaat berasal dari pusat. Pihak desa hanya ketempatan dan memfasilitasi penyaluran BLT ke keluarga penerima manfaat,” katanya.
Sementara, sedikitnya 700 warga Sangkayu sejak 9 September telah menerima dana BLT di kantor desa setempat. Mereka rela antre demi bisa mendapatkan bantuan langsung tunai subsidi BBM dari pemerintah.
Warga mulai berdatangan sejak kantor desa belum dibuka. Sebagian dari mereka datang sambil menggendong anak. Warga datang dengan membawa KTP dan dan kartu keluarga (KK) asli sebagai syarat bisa mencairkan dana BLT dari pemerintah.
“Saya sangat terbantu dan uang BLT yang saya terima akan digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti membeli sembako,” kata Sunarti.
Sementara ratusan ribu warga Purbalingga menerima BLT sebesar Rp300.000 untuk dua bulan, yakni bulan September dan Oktober.
Selain BLT, keluarga penerima manfaat juga menerima bantuan sembako senilai Rp200.000 yang rutin dibagikan setiap bulan.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News