Pada masa itu, perantau dari Minang memakai istilah Padangsch Restaurant untuk menyebut masakan Minangkabau yang mereka jual.
Hal ini juga menunjukkan kebiasaan masyarakat Minang untuk merantau ke Pulau Jawa sambil membawa resep masakan padang andalan mereka.
Meskipun telah melegenda sejak dulu, mulanya hanya orang-orang tertentu atau saudagar kaya saja yang dapat menyantap masakan padang.
Masyarakat yang memiliki status sosial lebih rendah memilih menikmati masakan padang di rumah masing-masing dengan cara dibungkus.
Sebagai bentuk solidaritas, pemilik rumah makan padang umumnya akan dengan sengaja memberi lebih banyak lauk dan nasi bagi masyarakat Indonesia yang membeli.
Sehingga mereka dapat menikmati makanan tersebut bersama anggota keluarga masing-masing.
Hal ini jugalah yang menjadi asal-usul bahwa membeli masakan padang dengan cara dibungkus akan mendapatkan lebih banyak nasi dan lauk jika dibandingkan dengan makan di tempat.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News