Sebanyak 140 ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia akan segera menerapkan Kurikulum Merdeka.
Harapannya ratusan ribu anak akan belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan memerdekakan.
Karena, Kurikulum Merdeka hadir untuk membantu guru dan murid dalam proses belajar mengajar. Upaya akan mampu mengurangi dampak hilangnya pembelajaran.
Baca Juga: Mendikbudristek Nadiem Makarim Sekarang Izinkan PTM Digelar, Meski Guru Belum Vaksin
“Supaya kepala sekolah termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolahnya menjadi lebih inklusif dan bebas dari ancaman tiga dosa besar pendidikan,” tutur Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim
Ia menjelaskan, Kurikulum Merdeka dapat mengatasi krisis pembelajar yang selama ini terjadi. Di mana, kurikulum itu dia sebut lebih relevan dan interaktif.
Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif
Merujuk berbagai studi nasional maupun internasional, krisis pembelajaran di Indonesia telah berlangsung lama dan belum membaik dari tahun ke tahun.
Krisis pembelajaran semakin bertambah karena pandemi Covid-19 yang menyebabkan hilangnya pembelajaran dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran.
“Untuk literasi, learning loss ini setara dengan 6 bulan belajar. Untuk numerasi, learning loss tersebut setara dengan 5 bulan belajar,” kata Nadiem.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News