Program Museum Keliling merupakan program yang inovatif Prof Dr R Soegarda Poerbakawatja Purbalingga.
Apalagi, di tengah kondisi pandemi yang memiliki banyak keterbatasan.
“Antusiasme terhadap museum keliling di obyek wisata D’LAS cukup baik. Justru dari daerah lain yang banyak melihat koleksi seperti keris dan artefak,” kata Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Purbalingga, Tri Gunawan Setyadi, di Objek Wisata D’LAS Serang Purbalingga, Sabtu (16 Oktober 2021).
Pihaknya menekankan, protokol kesehatan yang sangat ketat diberlakukan sangat ketat untuk para pengunjung.
Mereka hanya boleh masuk ke area museum keliling maksimal 4 orang, menjaga jarak dan bergantian.
Baik pengelola maupun pengunjung museum keliling harus sudah divaksin, sering-sering menggunakan penyanitasi tangan dan yang pasti bermasker.
Program Museum Keliling di tahun ini bisa menjadi ajang promosi keberadaan Museum Soegarda Poerbakawatja sekaligus mendorong museum sebagai sarana pembelajaran masyarakat mengenai barang-barang bersejarah di Purbalingga.
Konsep museum on the road ini bagus sekali. Sehingga, masyarakat akan tahu eksistensi Museum Soegarda ini.
“Selain edukasi tentang permuseuman dan budaya, kami juga tak henti-henti memberikan edukasi protokol kesehatan kepada pengunjung. Jangan sampai program museum keliling yang bagus ini malah menjadi tempat penularan virus Covid-19,” katanya.
Tri Gunawan berharap, Museum Soegarda Poerbakawatja terus menghadirkan program inovatif untuk mempromosikan keberadaan museum.
Selain memanfaarkan konsep museum keliling dan juga dengan optimalisasi informasi di media baik media massa maupun media sosial.
“Selain itu, informasi mengenai barang koleksi di museum tersampaikan dengan jelas. Sehingga anak-anak dan pengunjung museum mudah mengenali barang-barang sejarah yang ada di museum,” imbuh dia.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan DAK Nonfisik Museum dan Taman Budaya Tahun 2021, Wasis Andri Wibowo menjelaskan, selama pandemi Covid-19 dua tahun lebih, Museum ditutup.
Praktis tak ada pengunjung yang diperbolehkan mengunjungi tempat ini. Tentunya untuk mencegah terjadinya penularan virus Korona.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News