Menilik Aksi Swadaya Menulis dari Rumah. Menulis Sebagai Therapi Jiwa

Aksi Swadaya Menulis dari Rumah
Aksi Swadaya Menulis dari Rumah

Menuangkan gagasan, pikiran dan ide ke dalam sebuah tulisan dianggap sangat sulit dibandingkan menyampaikannya secara lisan.

Sebenarnya, banyak orang memiliki gagasan dan keinginan untuk menulis, namun terasa sulit ketika hendak menuangkan ke dalam tulisan.

Banyak juga yang mengatakan menulis itu membutuhkan talenta. Padahal, menulis pada hakikatnya adalah proses. Proses untuk menghasilkan tulisan yang berasal dari buah pemikiran kita.

Bacaan Lainnya

Tetapi perlu diingat, menulis tak hanya sekedar menorehkan buah fikiran dalam tulisan, melainkan harus ada garis yang menghubungkan antara ide dengan karya.

Sebanyak apapun ide tidak akan sampai pada karya jika tidak pernah dihubungkan oleh kemauan. Kemauan inilah yang harus dibangun dalam mewujudkan sebuah karya.

Seperti yang dilakukan Julia Utami Guru Bahasa Indonesia di SMP dan SMA Santa Ursula Jakarta Pusat yang berkolaborasi dengan Kurniawan Junaedhie, Direktur Penerbit Kosa Kasa Kita Gading Serpong Tangerang.

Mereka berdua menghadirkan program Aksi Swadaya Menulis dari Rumah. Program ini mulai geliatnya di bulan November 2020. Sebanyak 229 orang di tanah air Indonesia ikut beratensi menulis berjamaah.

Semua berbaur dan mengental rasa kekeluargaan di grup whatsapp tidak membeda-bedakan antara penulis pemula dan penulis senior. Semua mendapat hak dan kewajiban yang sama.

Program ini patut diapresiasi, kali pertama kegiatan menulis dari rumah peminatnya mencapai ratusan orang.

Penulis beragam dari berbagai kalangan profesi, diantaranya Ibu rumah tangga, wiraswasta, Guru, Dokter, Pengacara serta siswa yang masih duduk di bangku SMP

Tulisan tulisan itu terhimpun dalam seri buku Ibuku Surgaku yang dijadikan hadiah peringatan Hari Ibu 22 Desember 2020.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *