Mengenang Peristiwa G30S PKI, Catatan Kelam 59 Tahun Lalu

Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur untuk mengenang peristiwa p Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia
Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur untuk mengenang peristiwa p Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia

TABLOIDELEMEN.com – Peristiwa G30S PKI atau Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia terjadi 59 tahun yang lalu.

G30S PKI menjadi catatan kelam dalam sejarah Indonesia.

Dalam Peristiwa G30S PKI, terdapat pembunuhan perwira tinggi militer Republik Indonesia.

Bacaan Lainnya

Merangkum dari berbagai sumber secara singkat, peristiwa G30S PKI adalah agenda percobaan kudeta oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.

PKI adalah salah satu partai tertua dan terbesar di Indonesia yang memiliki ideologi komunis.

Pada masa itu, PKI terdiri dari anggota dengan berbagai latar belakang, mulai dari intelektual, buruh, hingga petani.

Bahkan, pada puncak kejayaannya, PKI berhasil meraih suara terbesar keempat dalam pemilihan umum, dengan persentase suara 16,4 persen.

Pada 30 September 1965, PKI melancarkan kudeta dengan menculik enam perwira tinggi militer.

Pada hari Kamis malam, tepatnya pada 30 September 1965. Gerakan dengan ketua Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit sebagai ketua PKI, dengan tujuan untuk menggulingkan Pemerintahan Presiden Soekarno.

Serta akan menjadikan Indonesia sebagai Negara Komunis.

PKI melancarkan aksinya dengan cara menculik para dewan jenderal dan perwira tinggi untuk melemahkan pertahanan militer Indonesia.

Gerakan penculikan terjadi di Jakarta dengan pimpinan Letnan Kolonel Untung Syamsuri yang merupakan Komandan Batalyon I Cakrabirawa

Mereka menculik dan membunuh dengan biadab para dewan jenderal dan perwira tinggi dan memasukan ke dalam sumur Lubang Buaya.

Dewan jenderal dan perwira TNI itu adalah :

  1. Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani
  2. Mayor Jenderal Raden Soeprapto
  3. Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono
  4. Mayor Jenderal Siswondo Parman
  5. Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan
  6. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo
  7. Kapten Lettu Pierre Andreas Tendean

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *