Tangkas Puji Windarso, pria kelahiran kelahiran Banjarnegara sejak Desember 2012 telah menjadi pasien Hemodealisa di Rumah Sakit Umum (RSU) Emanuel Banjarnegara,
Tangkas Puji menginisiasi mengumpulkan teman sesama pasien di Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen (Barlingmascakeb) untuk bersilaturahmi, berbagi pengalaman, pengetahuan dan memompa semangat.
BACA JUGA: Peringati Hari Ginjal Sedunia, Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia Cabang Banyumas
Awalnya, Tangkas Puji membentuk grup WhatsApp Dialisis Ngapak.
Kemudian dari media social dia sering melihat Komunitas Pasien Cuci Darah (KPCDI) tingkat nasional. Banyak kegiatan yang menarik untuk menguatkan semangat para penderita Hemodealisa.
BACA JUGA: Cegah Talasemia, Perlu Screening Calon Pengantin
Tangkas Puji tak berhenti hanya melihat laporan kegiatan KPCDI tingkat nasional. Langkah konkritnya, Tangkas Puji menghubungi Ketua Umum KPCDI Tony Samosir
“Waktu itu saya sampaikan keinginan mendirikan cabang KPCDI di Banyumas Raya. Karena KPCDI merupakan organisasi pasien mempunyai badan hukum yang sah,” kata Tangkas Puji.
Gayung bersambut, 28 Oktober 2018 Tangkas Puji berhasil mengadakan kopdar akbar yang mengahdirkan lebih dari 100 orang.
Sejak itulah grup WhatsApp Dialisis Ngapak berubah menjadi KPCDI Cabang Banyumas dan Tangkas Puji resmi menjadi Ketua KPCDI Cabang Banyumas.
“Alhamdulillah KPCDI Banyumas sekarang ini semakin banyak memberi manfaat untuk anggotanya, baik dari sisi edukasi, semangat maupun advokasi memperjuangkan hak pasien,” katanya.
Harapan ke depan, keberadaan KPCDI untuk mengedukasi pasien dialisis di sekitar Banyumas.
Dapat membuka pola pikir pasien yang selama ini menganggap bahwa pasien cuci darah sudah tidak bisa berbuat apa-apa.
“Ini merupakan salah satu komitmen KPCDI dalam mewujudkan visi dan misi organisasi yakni aktif melakukan edukasi medis kepada anggotanya,” ujarnya.
Tangkas mengajak kepada seluruh peserta untuk bergabung dengan KPCDI serta ikut aktif memajukan KPCDI.
“Harapan kami ke depan, KPCDI aktif melakukan edukasi, advokasi dan mengkampanyekan kesehatan ginjal kepada semua orang,” katanya

Bagi saya yang juga seorang ibu rumah tangga, menulis dapat dijadikan media terapi. Berbagi cerita, mengungkapkan emosi, meredakan stres, dan melepaskan kebosanan.
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News