Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengekspresikan kekaguman kepada seseorang.
Seperti halnya, Suranto, pelukis kelahiran Purbalingga 8 November 1979. Dia sangat mengagumi ketokohan ulama Almarhum Kyai Haji Maimoen Zoebair atau Mbah Moen.
BACA JUGA: Rayakan Kemerdekaan Indonesia, 77 Lukisan Karya Pelukis Wongso Art Purbalingga Dipamerkan
Melalui lembaran kanvas yang tergores kuas berpadu cat minyak winton, pelukis aliran Realisme menuangkan rasa hormat dan kagumnya kepada ulama besar yang wafat di Mekkah 6 Agustus 2019 ini
“Walaupun belum pernah bertemu langsung. Saya kagum dan tentunya hormat kepada Mbah Moen. Beliau Ulama besar Indonesia yang wajib menjadi teladan,” katanya saat pameran seni rupa Wongso Art bertajuk “Sawise Pandemi Rame” (Spanram) di Sanggar Luru Ilmu (Sanggaluri) Purbalingga, Kamis 25 Agustus 2022
BACA JUGA: Ini Dawuh Mbah Moen: Kiamat Masih Belum akan Terjadi, Bila Masih Ada orang Seperti Ini
sebelum melukis wajah Mbah Moen, Ranto mengaku mencari referensi foto terlebih dulu dari berbagai sumber.
“Saya sengaja mencari foto Mbah Moen yang detailnya sangat bagus. Saya menyelesaikan lukisan ini selama satu bulan,” kata Ranto juga membuka Galeri Handicraft di Teluk Penyu Cilacap

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News