Pameran Foto di Kelenteng Hok Tek Bio

Ia menjelaskan alasan yang melatarbelakangi pemeran ini, yaitu mengobati sekaligus pembelajaran kepada masyarakat, khususnya generasi muda yang tidak pernah lepas dari gadget di Purbalingga maupun Banyumas Raya.
Karena dua sisi mata uang yang harus bijak pada penggunaan kamera yang menempel dalam gawai.
“Kita mendapat keleluasaan mengeksplorsi diri tidak tak terbatas. Oleh karena itu, saya tidak meningingkan berdampak negative yang menjurus ke Pornografi. Gunakan gawai sesuai porsi yang positif,” katanya.
Djentot menegaskan, pameran ini tidak hanya menjadi ajang unjuk karya, tetapi juga sebagai media pembelajaran bagi generasi muda di Purbalingga.
“Sebetulnya konsep Buka Rana ini untuk media pembelajaran bagi generasi muda, khususnya di Purbalingga,” ujarnya.
Ia juga menyoroti kurangnya aktivitas komunitas fotografi di Purbalingga.
“Sebetulnya komunitas Purbalingga Fotografi ada. Tapi saya tidak pernah mengetahui aktivitasnya. Sehingga kita memantik bagaimana Purbalingga berkiprah di dunia fotografi,” katanya.
Ia juga menyakini Purbalingga memiliki banyak fotografer berbakat yang layak mendapat perhatian lebih luas.
“Mudah-mudahan ada yang berani nekat seperti saya untuk berani menampilkan karya-karya fotografinya. Karena saya tahu di Purbalingga ini banyak master fotografinya,” katanya.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News