Marhaenisme Ajaran Bung Karno, Tetap Relevan Hingga Kini

Marhaenisme Ajaran Bung Karno, Tetap Relevan Hingga Kini
Marhaenisme Ajaran Bung Karno, Tetap Relevan Hingga Kini

TABLOIDELEMEN.com – Ajaran Bung Karno Presiden Pertama Republik Indonesia yang terkenal dengan istilah Marhaenisme adalah suatu asas perjuangan untuk melawan segala bentuk penindasan Kolonialisme, Kapitalisme, dan Imperialisme.

Saat ini, organisasi seperti Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI), dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).

Serta, Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) dan Keluarga Besar Marhaenis (KBM) menjadi wadah berkumpul komponen masyarakat yang masih setia untuk terus merawat pikiran-pikiran Bung Karno.

Bacaan Lainnya
Montage dibuat

Karena relevansi pemikiran Bung Karno terhadap Indonesia tentu tidak bisa hilang begitu saja.

Sementara itu, awalnya Bung Karno menggaungkan istilah Marhaenisme ketika sedang jalan-jalan di pinggiran kota Bandung.

Saat itu status Bung Karno masih mahasiswa di Technische Hoogeschool te Bandoeng sekarang ITB.

Dalam buku “Biografi Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia” tulisan Cindy Adams. Bung Karno pada waktu menjumpai seorang petani sedang menggarap tanah yang luasnya tidak cukup untuk makan bersama dengan keluarga.

Hingga akhirnya Bung Karno melakukan tanya jawab dengan petani tersebut.

Dengan itulah, Bung Karno dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa petani tersebut telah tertindas oleh sistem yang diterapkan pemerintah kolonial Belanda waktu itu.

Padahal, faktanya petani tersebut menggarap tanah sendiri, memiliki gubuk (tempat tinggal) sendiri.

Serta cangkul (alat produksi) sendiri, tetapi hasil yang ia dapatkan tidak cukup untuk makan bersama sanak dan keluargannya.

Akhir dari wawancara itu Bung Karno menyempatkan untuk menanyakan nama si petani.

Ternyata nama si petani itu yakni Marhaen. Ya, Marhaen adalah rakyat kecil.

Marhaen tinggal di bumi ibu pertiwi sendiri, punya modal sendiri.

Tetapi tidak bisa melakukan apa-apa karena ada sistem yang menindas yang tidak ada keberpihakan kepada rakyat kecil.

Marhaenisme Ajaran Bung Karno

Kemudian Bung Karno mengatakan, Marhaen menjadi sebagai simbol untuk rakyat kecil yang tertindas oleh sistem.

Entah itu petani, pedagang, tukang becak, dan kaum buruh. Mereka semuanya adalah kaum Marhaen.

Mereka semua telah tertindas oleh sistem penindasan dan mereka juga memiliki nasib yang sama.

Jadi, meskipun nama Marhaen berasal dari kisah seorang petani, tetapi itu hanyalah sebagai simbol untuk orang-orang yang perlu mendapat perhatian dan perjuangan oleh kaum Marhaenis.

Nah, lalu apa perbedaan antara Marhaen, Marhaenis dan Marhaenisme. Mengapa istilah tersebut harus dibedakan dan seperti apa perbedaan sebenarnya?.

Bung Karno menulis dalam buku “Dibawah Bendera Revolusi Jilid 1”, ternyata ada perbedaan dari istilah-istilah tersebut.

Pada Kongres Partindo di Mataram 1933, Bung Karno menyampaikan beberapa butir keputusan yakni:

Marhaenisme adalah sosio-nasionalisme dan sosio demokrasi.

Marhaenisme adalah cara perjuangan dan azas yang menghendaki hilangnya tiap-tipa kapitalisme dan imperialisme.

Marhaen yaitu kaum proletar Indonesia, kaum tani Indonesia yang melarat dan dan kaum melarat Indonesia yang lain-lain.

Marhaenis adalah tiap-tiap orang bangsa Indonesia, yang menjalankan Marhaenisme.

Marhaeni adalah mereka kaum wanita sebagai rakyat kecil yang tertindas oleh sistem.

Bung Karno mengatakan bahwa Marhaen dan Marheni tidaklah boleh saling bermusuhan, tetapi haruslah bekerjasama.

Lalu, apakah istilah-istilah tersebut masih populer saat ini? Apakah generasi saat ini mengetahui kalau ajaran-ajaran tersebut telah memberikan sumbangsih besar terhadap bangsa Indonesia?

Termasuk Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, Bung Karno mengatakan bahwa “Pancasila is Marhaenisme, Marhaenisme is Pancasila.”

Oleh karena itu, pemikiran Bung Karno tentu tidak bisa hilang begitu saja di dalam masyarakat.

Ajaran Bung Karno masih menjadi tema pembicaraan hangat di kalangan aktivitas dan akademisi.

Pos terkait

Montage dibuat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *