Khutbah Jumat Peringatan Hari Santri 2022: Bangun Pemuda Tangguh

Masjid Agung Darussalam Kabupaten Purbalingga (FOTO: Akbar Suuryo)
Masjid Agung Darussalam Kabupaten Purbalingga (FOTO: Akbar Suuryo)

Pertama, orang tua harus mengajarkan anaknya untuk selalu mensyukuri nikmat yang dianugerahkan Allah SWT, karena kunci kenikmatan hidup adalah rasa syukur sebagaimana firman Nya dalam surat Ibrahim ayat 7:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka sesungguhnya azabKu sangat pedih.”

Manusia yang pandai bersyukur pada hakikatnya telah menggenggam separuh dari iman, sedangkan separuh dari yang lainnya adalah sabar.

Kedua, orang tua seyogyanya menginformasikan kepada anaknya tentang penyakit yang menggerogoti iman, yaitu syirik.

Bacaan Lainnya
Oxygen

Kepada Allah SWT melarang hambaNya untuk menyekutukanNya dengan hasil ciptaanNya termasuk di era global ini mendewa-dewakan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengagungkan gaya hidup yang hedonistik seakan-akan otak manusia yang encer adalah segala-galanya padahal otak kita sangat terbatas, takkan mampu mendeteksi perkara yang bersifat ghoib.

Ketiga, tak kalah pentingnya pengajaran tentang “Birrul walidain” berbuat baik kepada orang tua adalah kurikulum wajib yang harus diberikan kepada anak-anaknya karena akhlak Islam menekankan betul tentang penghormatan kepada kedua orang tua bahkan Rasulullah SAW berpesan:

“Ridho Allah SWT ada di dalam keridhoan orang tua,”

Merupakan sesuatu yang mustahil terjadi apabila hanya anak saja yang dituntut untuk hormat kepada orang tua apabila orang tuanya tidak menyayangi anak-anaknya.

Tinggalkan Balasan