Perlindungan terhadap anak
Joko mengungkapkan, cepatnya sebaran berita di internet juga memberikan potensi resiko terhadap anak. Perlindungan terhadap anak dari paparan konten negatif harus dimulai dari keluarga dan lingkungan sekolah. Orangtua bertanggungjawab penuh atas konten ramah anak
Dia juga mengajak seluruh insan pers di Indonesia untuk menghasilkan karya-karya jurnalistik yang ramah anak. Media tidak mengangkat pelabelan dan diskriminasi yang dapat menutup masa depan anak dalam pemberitaan yang berkaitan dengan anak
“Akan berdampak terjadinya kekerasan siber, kecanduan gadget, dan perundungan siber,” imbuhnya.
Ia menambahkan, hal ini merupakan tantangan atas implementasi Peraturan Dewan Pers nomor 1 tahun 2019 mengenai pemberitaan ramah anak. Tentunya, dalam kesempatan yang luar biasa ini, untuk seluruh insan pers di Indonesia. Dia mengajak untuk menghasilkan karya-karya jurnalistik yang ramah anak.
“Media tidak mengangkat pelabelan dan diskriminasi yang dapat menutup masa depan anak dalam pemberitaan yang berkaitan dengan anak. Media massa juga memiliki kewajiban melakukan upaya pelindungan anak, salah satunya dengan mewujudkan pemberitaan yang ramah anak,” ungkapnya.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News