Rara Kuningwati dinikahkan dengan Ngabdullah Syarif. Ngabdullah Syarif adalah penghulu Kadipaten Onje, seorang ulama mumpuni, pengelola dan pengurus serta Imam Besar di Masjid Onje.
Setelah memperistri putri Adipati Onje, Ngabdullah Syarif, yang berasal dari Cirebon ini diberi gelar sebagai Raden Sayyid Kuning.
Rara Surtikanti, lebih dikenal dengan nama Surti. Sejak kecil ia akrab dengan Ki Lebdakandhah. Setiap ki dhalang mengadakan pentas, Rara Surti ingin dan minta selalu di sampingnya. Dari keakraban keduanya, maka Surti lebih pantas sebagai anak ki dhalang dibandingkan sebagai putri adipati.
Ketika ada peristiwa tragis nan memilukan di Kadipaten Onje, yaitu terbunuhnya kedua istri Adipati Anyakrapati oleh Sang Adipati sendiri. Ibunda Rara Surtikanti pun meninggal dunia. Usia Rara Surtikanti waktu itu sekitar 6 tahun.
Kepergian ibunya menjadikan Surti seakan kehilangan kedua orang tuanya. Surti semakin lengket dengan Ki Dhalang Lebdakandhah.
Surti semakin suka ikut pentas bersama Ki Dhalang Lebdakandhah. Rara Surti kepada Ki Dhalang menganggapnya sebagai ayah angkat.
Hingga pada akhirnya Rara Surti suka juga belajar kesenian wayang, sedikit-sedikit belajar menjadi sinden.
Seiring dengan perjalanan waktu usia Rara Surtikanti menginjak remaja dewasa, umur 17 tahun. Surti diajak ayah angkatnya pentas di Kadipaten Tegal. Menikah di Tegal dan dikaruniai seorang anak laki-laki.
Mengikuti kehendak putranya yang ingin menetap di daerah Onje, Rara Surti pun akhirnya menetap dan kembali menghadap Tuhan di Onje juga. Konon Rara Surti makamnya ada di dekat makam kakeknya, Ki Tepusrumput.
Tepatnya di sebuah bukit yang kini disebut sebagai Igir Surti. Namun karena dahulu ada bencana alam, tanah terban, tanah ambles yang melanda Igir Surti.
Bencana ini mengakibatkan makam kedua tokoh Onje ini ikut terkubur tiada tersisa.
Igir Surti letaknya di sebelah timur Desa Onje, masuk wilayah Desa Tangkisan. (ditulis oleh Toto Endargo)

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News