Nama Joko Tingkir tengah menjadi perbincangan masyarakat. Pasalnya, namanya menjadi lirik pada sebuah lagu dangdut campusari koplo.
Padahal, Joko Tingkir yang memiliki nama kecil Mas Karebet merupakan nama besar.
Ia adalah nama muda dari Sultan Hadiwijaya, seorang Sultan dari Kerajaan Pajang. Hal itu disampaikan oleh Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Jadul Maula
Kiai Jadul, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa Joko Tingkir pada awalnya mengabdi kepada Kesultanan Demak sebagai Lurah Wiratamtama.
“Sebelumnya, Joko Tingkir mengabdi ke Kesultanan Demak sebagai Lurah Wiratamtama dan kemudian menjadi menantu dari Sultan Trenggono,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kiai Jadul menerangkan bahwa Joko Tingkir adalah putra dari Ki Kebo Kenanga (Ki Ageng Pengging II) dan cucu Adipati Andayaningrat (Ki Ageng Sepuh). ”
Adipati Andayaningrat masih keturunan Prabu Brawijaya V (Raja Majapahit),” jelasnya. Tentu saja, lanjutnya, Joko Tingkir adalah seorang santri.
Ayahnya merupakan murid Syekh Siti Jenar, sedangkan Joko Tingkir berguru pada Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus.
“Diriwayatkan pula beliau berguru kepada Ki Ageng Selo dan Ki Ageng Banyubiru,” imbuh kiai budayawan kelahiran Pekalongan 3 September 1969 itu.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News